Thursday, January 5, 2012

Pilihan Hati (Part 1)

BRAAAAAAK
Pintu rumah dibuka secara kasar oleh seorang gadis yang baru saja pulang entah dari mana. Sang bunda yang sedang duduk di ruang tengah lantas menoleh kaget ke arah pintu masuk. Terlihat putrinya yang masuk dengan wajah yang sembab. Sang bunda yang mengetahui masalah yang sedang menimpa putrinya itu, hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.

Sang bundapun menghampiri putrinya yang langsung naik ke kamarnya tanpa memberi sapaan kepada sang bunda seperti biasanya. Sang bunda mengetuk pintu kamar putrinya itu.

TOKTOKTOK

“Fy, mama masuk yaaa?” izin mama Ify dengan suara lembutnya.

“iyaa mah, masuk aja….” Terdengar respon Ify, gadis tadi. Sang bundapun langsung membuka pintu kamar putrinya dan masuk ke dalam.

Dilihatnya Ify sedang duduk di depan meja riasnya. Lalu dihampirinya anak gadisnya itu. dielusnya rambut putrinya dengan lembut.

“dia pergi mah… dia udah pergi.. dia tinggalin aku maaah…” lirih Ify kepada sang bunda. Ify menundukan kepalanya sedalam-dalamnya. Ia, sedih…

“cowo ga Cuma dia sayang. Masih banyak kok cowo di dunia ini.” ujar mama Ify lembut.

“tapi Ify sayang dia maaah….” Air mata mengiringi ucapan Ify tadi.

“iya sayang. Mama tau rasanya… tapi kamu ga boleh terus-terusan terpuruk Cuma karna dia. ngapain kamu mikirin dia. dia aja ga mikirin kamu..”

Ify menggigit bibirnya lalu menggeleng. Ucapan sang bunda ada benarnya juga. Namun ia masih sangat menyayangi kekasihnya itu. bukan, bukan kekasihnya, melainkan mantan kekasihnya.

Ify mempunyai seorang kekasih. Sudah selama 1,5 tahun ini kekasihnya itu mengisi hari-harinya. Namun secara mendadak, kekasih yang sangat disayanginya itu memberitahunya bahwa ia akan pergi ke luar negeri dan meneruskan seklah di sana. Tentu saja Ify shock bukan main.

Tadinya Ify pikir, ia masih bisa menjalani long distance relationship dengan sang kekasih. Namun ternyata, sang kekasih malah memutuskan hubungan mereka secara sepihak tadi pagi ketika Ify menyusul kekasihnya itu ke bandara.

“yaudah, mendingan sekarang kamu istirahat. Besok hari pertama kamu jadi anak SMA kan???” Ify mengangguk sambil menghapus sisa air matanya.

“udah, gausah dipikirin lagi. kalo dia jodoh kamu, dia pasti bakal balik lagi ke kamu.”

“iya mah, makasih ya maaaah…..” Ify tersenyum pada sang bunda.

“nah gitu dongg. Yaudah, mama keluar yaa..”
*******

Semua mata tertuju pada gadis cantik itu. Semua melihat ke arahnya. Terutama kaum adam. Ada yang berdecak kagum, ada yang melongo, ada yang geleng-geleng kepala, bahkan ada yang sampai memeluk teman di sebelahnya atau tembok di sebelahnya sebagai pelampiasan.

Sedangkan gadis yang diperhatikan hanya diam saja, memasang muka tembok. Ia tak memperdulikan itu. Sebenarnya dalam hati ia merasa sedikit risih dan aneh. Padahal kemarin saat MOS, ia tidak menjadi pusat perhatian seperti ini.

Akhirnya ia sampai juga di dalam kelas barunya, X-2. Di dalam kelas itupun, semua masih memperhatikannya. Namun ia kembali tak memperdulikannya. Dengan acuh, ia memilih tempat yang masih kosong. Dan reaksi reaksi menjijikanpun kembali terlihat.

Ada yang menawarkan duduk di sebelahnya, ada yang mengusir teman sebangkunya dan mempersilahkan Ify duduk di sebelahnya, ada yang rela memberikan tempat duduknya untuk Ify, dan lain lain. Tentu saja yang bereaksi seperti itu adalah kaum adam.

Ify hanya memaksakan sebuah senyum kepada mereka semua. Namun, ia tidak tertarik untuk menerima tawaran-tawaran itu.

Lalu matanya tertuju pada bangku paling pojok dekat jendela yang mengarah ke lapangan. Meja itu hanya terisi oleh satu orang perempuan yang sedang duduk membaca bukunya. Ify sedikit menyipitkan matanya untuk melihat gadis itu.

‘masih ada aja ya hari gini yang make dandanan kaya gitu…’ pikir Ify heran.

Ify menghampiri gadis yang sedang membaca bukunya itu. setelah berada di samping gadis itu, Ify memperhatikan lagi gadis itu. Kacamatanya yang sedikit tebal itu tergantung di wajahnya. Rambutnya yang dikuncir dua menampah kesan culun pada gadis itu.

“em, hai. Boleh gue duduk di situ??” sapa Ify. Sedangkan teman-teman sekelasnya yang lain melongo melihat Ify menyapa gadis ‘cupu’ itu dengan ramah. Mereka pikir awalnya, Ify ingin menghina gadis itu. tapi ternyata….

Gadis yang disapa Ify itu menoleh. Ia ternyum menatap Ify, lalu mengangguk.

“makasih…” Ify tersenyum manis. Lalu duduk di bangku di sebelah gadis itu. ify meletakkan tasnya di atas meja.

Gadis itu menoleh lagi pada Ify yang sekarang sudah duduk di sebelahnya setelah tadi perhatiannya sempat kembali pada bukunya.

“hai, nama lo siapa??” tanya gadis itu sambil mengulurkan tangannya pada Ify, mengajak berkenalan.

Ify tersenyum pada gadis itu, lalu menjabat uluran tangan gadis itu.

“nama gue Alyssa… tapi lo panggil gue Ify aja. Kalo lo??” tanya Ify balik.

“gue, Sivia. Sivia Azizah……”
********

Ify berjalan ke arah kantin diikuti dengan teman barunya, Sivia. Dan lagilagi Ify kembali menjadi pusat perhatian kaum adam satu sekolah. dan lagilagi ia memasang muka tembok walaupun sebenarnya ia merasa sedikit risih.

Sivia juga sama. Iapun risih karena daritadi semua mata tertuju ke arahnya dan Ify. meskipun ia tau pasti, yang menjadi pusat perhatian mereka bukanlah dirinya melainkan gadis cantik yang berjalan di sebelahnya, Ify.

“IFYYYYYYYYYYYYYYYY!!!!” seseorang menyerukan nama Ify dari ujung koridor sana. Ify dan Sivia menoleh kebelakang melihat siapa yang telah menyerukan namanya. Meskipun baru satu hari bersekolah di sana, entah darimana asalnya, para kaum adam sudah mengetaui namanya.

Ify melongo melihat seorang siswa berkulit hitam membawa bunga di tangannya dan berlagak seperti adegan yang ada di film film India. Dengan pedenya, siswa itu berlari ke arah Ify sambil merentangkan kedua tangannya seolah ingin memeluknya.

Ify bergidik ngeri melihat kelukan siswa stres itu.

“HUAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!” teriak Ify lalu berbalik badan dan segera berlari menghindari siswa itu.

Siviapun ikut-ikutan berlari mengejar Ify.

“IFYYYYY!!! JANGAAAAAN PERGIIIII!!!!! AAKU MAUUU MEMPERSEMBAHKAN SESUATU UNTUK BIDADARI SECANTIK KAMUUUU!!!!!” seru siswa tadi sambil mengejar Ify. Gelak tawa langsung pecah memenuhi koridor itu.

Ify terus berlari menjauhi siswa itu. iapun menambah kecepatan berlarinya. Namun karena ia tidak melihat ke depan saking paniknya dan kecepatan larinya yang tinggi (??), Ifypun tak bisa menghentikan laju kakinya ketika ada tiga orang cowo yang menyebrangi (??) koridor lewat di depannya.

“AWAAAAAAAAAASSS!!!!” teriak Ify.

BRAAAAK

“aaaaww!!” pekik Ify yang terjatuh sesaat setelah menabrak salah satu dari tiga cowo tadi. Karena ia berlari-lari dengan kecepatan yang tinggi (??) dan tidak bia mengerem langkahnya, akhirnya tabrakanpun tak terhindari.

Semua melongo melihat kejadian itu. siswa stres tadipun menghentikan langkah kakinya ketika insiden tabrakan itu terjadi. Sivia yang juga ikutan berlari tadipun ikutan behenti. Ia melongo melihatnya.

“Fy, lo gapapakan???” tanya Sivia berbisik di belakang Ify. Ify tak menjawab hanya mengipas-ngipaskan lututnya yang terlihat memar karena terbentuk lantai tadi.

“woy, lo pikir ini arena lari apa!!?? Seenaknya aja lo larilarian!!!!” bentak cowo yang tadi Ify tabrak itu setelah ia berhasil berdiri lebih dulu daripada Ify.

Ify yang masih terduduk di lantai dan mengipas-ngipaskan lututnya yang memar, akhirnya mendongak menatap cowo yang memarahinya itu. Sedangkan kedua cowo lainnya, hanya berdiri di belakang cowo itu dengan tangan yang terlipat di dada.

DEG!

Tiba-tiba saja jantungnya berdebar 5x lipat lebih kencang melihat cowo yang tadi ditabraknya itu. Seperti terhipnotis, Ify bangkit berdiri dibantu oleh Sivia yang stand by di belakangnya tadi.

Ify menatap cowo itu lekat-lekat. Matanya, wajah manisnya, postur tubuhnya, mengapa semuanya mirip? Siapa laki-laki dihadapannya ini?

Tak terasa air matanya meleleh. Semuanya kembali berputar di kepalanya. Segala kenangannya, segala memorinya.

Sedangkan laki-laki yang tadi membentak Ify itu mengerutkan keningnya. Ia merasa pernah melihat gadis dihadapannya ini. tapi, di mana???? ia semakin bingung ketika tiba-tiba Ify menangis. Apa ia terlalu kasar tadi?

“eh, lo ngapain nangis????!!! Bukannya minta maaf malah nangis!!!!” bentaknya lagi.

Ify terkesiap kaget mendengar bentakan laki-laki itu. tiba-tiba saja semuanya buyar saat pikiran Ify kembali ke dunia nyata.

“em, maaf!!!!” langsung saja Ify berusaha berlari –karena kakinya yang masih terasa sangat sakit itu- menghidari laki-laki itu dan semua yang mempertontonkan mereka tadi. Tentu saja Sivia langsung mengejar Ify dan membantu memapah Ify yang berusaha berlari itu.

Sedangkan laki-laki itu masih bingung dengan kelakuan Ify yang aneh. Ia merasa pernah melihatnya. Tapi di mana????

Ah tapi yasudahlah. Untuk apa juga dipikirin??? Bukankah itu tidak penting. Laki-laki itu mengangakat bahunya acuh, lalu menyuruh teman-temannya pergi dari sana.

“ayooo!!”
*********

Ify berdiri di depan kaca toilet. Tangannya memegang ujung wastafel untuk menumpu tubuhnya. Ia lemas sekali melihat laki-laki itu. siapa laki-laki itu???

Namun sepertinya ia mengenal suara itu. suara laki-laki itu. pernah ia dengar di mana yaa???

Sivia yang sedari tadi hanya memperhatikan Ify akhirnya membuka mulutnya.

“Fy, lo kenapa??” tanya Sivia yang bingung sekali melihat Ify yang tiba-tiba saja menangis melihat laki-laki tadi itu.

Ify menggeleng lemah sambil menunduk.

“belum saatnya lo tau Via..” lirih Ify. entah mengapa ia benar-benar malas menceritakan masa lalunya pada orang lain saat ini. Hatinya akan terasa sakit jika mengingat kejadian kemaren.

“yaudah kalo lo belum mau cerita. Mendingan sekarang kita ke UKS aja yuk ngobatin memar lo itu..”

Ify mengangguk lalu Sivia memapah Ify menuju ke UKS untuk mengobati luka Ify itu.
*********

Ify dan Sivia melangkahkan kaki menuju kantin. Cacing-cacing diperut mereka sudah berunjuk rasa meminta untuk diberikan makanan. Segeralah mereka masuk ke kantin dan memesan makanan.

Baru saja mereka membalikan badan hendak mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka tempati, tiba-tiba saja seseorang dengan sengaja menumpahkan minuman yang dibawanya ke baju seragam Ify yang masih sangat baru itu. Ify melongo meratapi bajunya yang kini berwarna kuning basah akibat ditumpahkan jus jeruk oleh orang dihadapannya.

“shyyyit!! Eh kalo jalan pake mata dong!” seru Ify kesal. Ia mengibas-ngibaskan kemejanya yang terasa dingin diperutnya itu.

“wow, ade kelas yang baru aja sehari sekolah di sini, udah berani bentak bentak gue!! hebaaaat banget lo ya jadi junior!!!” seru sinis kaka kelas yang tadi sengaja menumpahkan minumannya ke baju Ify itu.

“lo salah ya gue ga takut!!!” sahut Ify dengan nada meninggi.

“baru jadi ade kelas aja udah belagu lo! gue ini senior lo!!!!” bentak kaka kelas itu sambil menunjuk wajah Ify.

“terus??? Emang kenapa kalo lo senior gue???! emang ada larangannya gitu kalo ade kelas ga boleh kesel sama kaka kelas?????!!!!” sahut Ify menantang. Sedangkan Sivia yang berada d samping Ify tertunduk takut karena dilihatnya kaka kelas berwajah cantik itu sepertinya sangat sangat marah.

Kaka kelas itu mengepalkan tangannya bersiap ingin meninju Ify. kini seluruh  isi kantin sudah mengerubungi mereka.

“apa!!? Mau tonjok gue??! Tonjok aja!! Gue ga takutt!!!!!” seru ify menantang.

“dasar ade kelas kurangajar!!!!!”

“elo tuh yang kurangajar!!! Baru jadi senior aja belagu! Gimana jadi guru! Maksud lo apa numpahin minuman lo ke baju gue!!!!???” tanya Ify geram.

Kaka kelas berparas cantik itu tertawa meremehkan. Ify yang tak mengerti mengerutkan keningnya.

“ngapain lo tadi nabrak kak Rio sampe jatoh??! Hah??!!!” tanya kaka kelas itu dengan nada meninggi.

Ify yang masih tak mengerti makin mengerutkan keningnya. Menabrak kak Rio? Siapa kak Rio?? apa laki-laki yang tadi ditabraknya??? Tanya Ify dalam hati.

“maksud lo???”tanya Ify tak mengerti.

“jangan pura-pura bego deh lo!!! tadi lo nabrak kak Rio kan di koridor sampe dia jatoh???!!! Iya kan!!!?” tanya kaka kelas itu nyolot.

“emang kenapa??!! Emang itu urusan lo!!!!??” tanya Ify sambil melipat kedua tangannya di dada.

“iya itu urusan guee!!!!”

“emang lo cewenya!!??” tanya Ify. tiba-tiba saja kaka kelas itu menjadi terdiam.

“yaa… bu.. bukan sih!! Tapikan tetep aja ini urusan gue!!!” seru kaka kelas itu tetap tak mau kalah.

“bukan pacarnya aja mau sok sok an ikut campur urusannya.” Ify tertawa meremehkan.

Kaka kelas itu semakin geram. Dia kembali mengepalkan tangannya kuat kuat lalu menatap tajam Ify dengan tatapan yang sangat sangat menusuk. Segera saja ia mengangkat tangannya ke atas dan segera melayangkan tamparannya ke wajah Ify.

Ifypun sudah bersiap-siap untuk menerima tangan kaka kelas itu. Ia memejamkan matanya. Namun hingga sekian detik berlalu, tangan kaka kelas itu belum juga terasa di pipinya. Segera saja Ify membuka satu matanya untuk mengintip apa yang terjadi.

Ternyata tangan kaka kelas itu ditahan oleh seorang laki-laki yang tadi ditabraknya di koridor itu. diam-diam Ify bernafas lega.

“kak Rio???” seru kaka kelas cewe itu kaget.

“gue ga suka lo main fisik!!” seru laki-laki yang dipanggil Rio itu. lalu ia melepaskan tangan cewe itu dengan kasar hingga cewe itupun meringis karena sakit.

“kak Rio ngapain belain dia!?? diakan tadi udah nabrak kaka!!” seru cewe itu tidak terima.

“gue ga bela dia!!! gue ga suka lo main fisik! Lagian lo itu kan bukan siapa-siapa gue!!! ngapain sih lo ikut campur urusan gue!!!??”

“tapikan gue suka sama lo!!!”

Ify membelalakan matanya kaget. Tidak menyangka bahwa cewe yang belum diketahui namanya ini berani mengungkapkannya di depan orang banyak seperti ini. Nyalinya gede tau murahan sih??? Pikirnya heran.

“tapi gue engga!!”

Ify kembali membelalakan matanya melihat adegan di depannya ini. Gila, frontal banget sih mereka berdua. Tapi dalam hati Ify tertawa puas. Sukurin tuh kaka kelas belagu. Ditolak mentahmentah di depan orang banyak. Apa ga malu tuh harga dirinya sebagai cewe di injek-injek sama cowo kaya gitu??? Pikir Ify lagi dalam hati.

“kak Rio jahat!!!!”

“emang!!”

PROK PROK PROK PROK terdengar tepuk tangan dan sorak sorai riuh dari para penonton yang berada di sekitar sana dan mempertontonkan adegan itu. Rio tersenyum miring mendengar  suara tepuk tangan yang menggelegar di kantin itu. Sedangkan gadis itu terlihat seperti menahan tangan dan matanya mulai berkaca-kaca.

Ify terheran-heran melihat seluruh penghuni di kantin ini. kenapa malah tepuk tangan?? Emang dikira ini drama musikal apa???

“mendingan lo pergi deh dari sini!!” usir Rio pada gadis itu. dengan mata berkaca-kaca, gadis itu melngkah pergi dari sana. Namun suara panggilan Rio itu membuat langkah kaki gadis itu berhenti.

“Shilla!” panggil Rio kepada gadis yang bernama Shilla itu.

Gadis yang ternyata bernama Shilla itu menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke arah Rio dengan air mata yang sudah menggenagi pipinya.

“gue Cuma mau bilang, lo ga perlu bunuh diri lagi gara-gara ini.” ucap Rio acuh.

Sontak tawa seluruh penonton pecah membahana memenuhi seluruh ruangan kantin. Shilla dengan perasaan malu dan gondok setengah mati kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kantin dan seluruh penonton yang tadi menyaksikan adegan memalukan untuknya itu.

Rio tertawa miring tanpa suara melihat Shilla yang berlari menjauhi kantin. Sedangkan Ify melongo tak percaya mendengar ucapan Rio barusan. Gila nih cowo satu. Kurangajar banget sama cewe.

Ify mendorong bahu Rio dengan tangannya. Ia tidak perdli dan takut meskipun status Rio adalah kaka kelasnya. Meski tadi kaka kelas yang bernama Shilla itu sudah bersikap menyebalkan sekali kepadanya, ia sebagai sesama gadis tidak terima melihat Shilla dipermalukan seperti itu.

“heh!!!! Lo ga punya hati banget sih jadi cowo!!!” bentak Ify. Membuat keadaan kembali hening.

Sivia melongo melihat tindakan Ify yang terbilang cukup nekat itu. Namun ia tidak bisa berbuat banyak.

Rio memicingkan matanya.

“berani lo sama gue!!!???” tanya Rio dengan nada meninggi.

“lo pikir lo siapa harus gue takutin!!?” balas Ify juga dengan nada meninggi.

“lo ga tau siapa gue?!!!!” tanya Rio meninggi.

“lo itu cowo yang ga punya hati!!!!” sentak Ify langsung membuat Rio menatapnya dengan geram.

“tau apa lo tentang gue!!!?”

“awalnya gue emang ga tau apa-apa tentang elo!!! Tapi dari kelekuan lo yang tadi bikin gue tau betapa kurangajarnya elo sebagai cowo!!!!”

Rio maju satu langkah mendekati Ify. Ditatapnya Ify dengan sangat tajam. Seburat kebencian yang sangat dalam terpancar dari matanya. Ia harus membalas gadis ini.

Ify yang ditatap seperti itu menjadi sedikit merinding. Tapi ia tidak akan takut. Akan dia lawan laki-laki dihadapannya ini. kalau perlu dia permaluka seperti yang tadi Rio lakukan terhadap Shilla.

Baru saja Rio mau menyentuh wajah Ify, salah satu temannya yang tadi haya menyaksikan saja segala adegan yang terjadi dihadapannya itu menyerukan namanya, menahannya.

“Rio!”

Rio menoleh ke belakang lalu menurunkan tangannya. Dengan kening berkerut, Rio bertanya.

“apaan sih Vin!?? Gue mau bales ni cewe!!!!” sewot Rio pada temannya yang dia panggil Vin itu.

“kata lo tadi lo gasuka main fisik???” temannya itu kembali mengingatkan ucapan yang tadi dia katakan sendiri.

Rio berdecak kesal.

“mendingan lo ikut gue deh! Ada yang mau gue omongin!!”

Sekali lagi Rio kembali berdecak. Lalu menoleh kembali ke arah Ify.

“inget ya, urusan kita belum selesai!!!” setelah berkata seperti itu, Rio langsung pergi dari kerumunan itu diikuti oleh kedua temannya.

Ify menatap Rio yang semakin menjauh dengan tajamnya.

‘liat aja, gue bakalan bales lo!!’ seru Ify dalam hati.

Sivia langsung menghampiri Ify.

“Fy, lo gapapa kan???” tanya Sivia sedikit cemas.

“gapapa kok Vi..” Ify tersenyum lanta meninggalkan kantin diikuti dengan Sivia.

Bersambung…..

No comments:

Post a Comment