Saturday, September 24, 2011

The Power Of Love *Part 34*

Malem semuaaaa. Ini dia part 34nya… semoga aja ga mengecewakan banget yaa. Kayanya ini rada pendek deh. Maaf ya kalo ga memuaskan.

Makasih buat yang udah koment di part kemaren.
Langsung aja yaaa
*****

The Power Of Love *Part 34*

“aaaaww!” jerit Ify ketikaa ia dilemparkan ke tumpukan kardus-kardus oleh Angel dan Zevana setelah sebelumnya mereka ikat kedua tangan Ify.

Ify menangis sejadi-jadinya karena luka di punggungnya yang baru saja kering kembali terluka akibat perlakuan kasar Angel dan Zevana itu. rasa perih itu muncul lagi. lukanya terasa sangat perih.

“hahahaha” Zevana dan Angel tertawa setan melihat Ify yang menangis, meringis kesakitan.

“LEPASIIIN GUE!! LEPASIIIIN!!!” bentak Ify sambil meronta.

Zevana melangkah mendekati Ify, lalu mejambak rambut Ify dengan kasar.

“haduuuuh Ify sayang. Kasian banget ya lo!! sakiiit yaa???! Mau gue tambahinn??!! Siniii, dengan senang hati….” Zevana pun menekan luka di punggung Ify hingga darah mengucur semakin deras. Baju rumah sakit yang masih dikenakannya itu berubah warna menjadi merah.

“AAA ZEVAAA SAKIIIT STOOOP!!! STOOOOP!!!” teriak Ify mencoba melepaskan tangan Zevana dari lukanya.

Bukannya melepaskannya, Zevana malah tambah menekan luka Ify. membuat Ify menjerit semakin keras.

“AAAAAAAAAA LEEEPAAAAAAAAAS!! LEEE…..PAAAAAS….” jerit Ify dengan nafas yang tersengal-sengal. Tenaganya sudah hampir habis untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan akibat ulah bejat Zevana.

Zevana tersenyum licik melihat Ify yang terlihat tak berdaya seperti itu. ia sangat puas melihatnya.

“terusin Zev, jangan kasih ampun. Biarin aja dia kesakitan sampe mati kalo perlu. Hahahaha” Angel mengompori. Ia tertawa bak setan.

Ify hanya bisa menangis tanpa suara. Tenaganya sudah habis ketika sakit yang diciptakan Zevana itu menyerang lukanya. Keringat dan darah mengalir deras secara bersamaan di tempat yang berbeda.

Pelipis dan rambutnya basah akibat keringat yang mengalir. Sedangkan baju yang dikenakannya sebagian besar berubah menjadi warna merah akibat drah yang mengucur dari lukanya.

Melihat Ify yang sudah benar-benar tak berdaya, Zevanapun menghentikan pekerjaan bejatnya pada Ify. ia lantas berdiri lalu menyunggingkan senyum liciknya sambil melipat kedua tangannya di dada.

“gimana? Sakit ya? Ini belum apa-apa! Kita tunggu part selajutnya ya tuan putri. Hahahaha” ujar Zevana.

‘ya Allah, apa lagi ini?? sakit banget lukanya…’ rintih Ify dalam hati.
****

Kini gadis malang itu duduk du sebuah bangku dengan tangan dan kaki yang terikat. Keadaannya masih sama kacaunya seperti tadi setelah penyiksaan yang dilakukan oleh Zevana. Kasihan sekali gadis ini.

Ify berharap ada seorang malaikat yang baik hati atau setidaknya Tuhan mau berbaik hati menolongnya, membebaskannya dari keadaan seperti ini. ia sudah benar-benar sangat lemah sekali saat ini. tenaganya telah habis terkuras untuk menangis. Kini ia hanya bisa pasrah saja menunggu adanya keajaiban untuk membebaskannya dari tempat itu.

Tiba-tiba pintu dibuka dan masuklah dua orang yag tak lain adalah Zevana dan Angel. Dengan senyum puas dan licik yang berkembang di wajah mereka berdua. Mereka menghampiri Ify.

“apa kabar nona cantik. Udah hampir 2 jam loh lo di sini. Tapi kok pangeran lo ga nolongin lo ya? Heeem, jangan-jangan, dia udah ga peduli lagi sama lo!? uuuh, kasian sekali nasibmu nak..” ujar Zevana sambil memperagakan gaya seorang perempuan iblis.

Rio! iya, kemana dia? mengapa dari tadi ia tidak muncul-muncul di sini? Tidak mungkin jika Rio sudah tak memperdulikannya lagi. pasti Rio tidak mengetahui ia dimana.

“diem aja lagi lo! ga punya mulut yaa?! Lo tuh lagi diajak ngomong!!! Apa lo budek!!? Hah?!” kesal Zevana karna Ify tidak menjawab perkataannya. Sesungguhnya, Ify benar-benar sudah tak bertenaga. Jangankan untuk berbicara, sekedar mengangguk atau menggeleng saja ia sudah tidak kuat lagi.

Ify tetap tak menjawab. Membuat Zevana semakin kesal dibuatnya.

‘PLAAAAK!’ satu tamparan melayang ke pipi Ify. dan lagi-lagi ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menikmati rasa sakit, perih, nyeri di sekujur tubuhnya. Pipinyaoun mememar akibat tamparan yang cukup keras dari Zevana tadi.

“enak ga? Sakit ga? Hah?!!!” bentak Zevana.

Ify hanya bisa menatap tajam Zevana. Mengisyaratkan bahwa ia benar-benar membenci perempuan yang berada dihadapannya ini. ingin sekali rasanya ia mencakar habis wajah perempuan biadap (astagfirullah, maaf ya temen2. Bahasanya rada kasar nih) ini. namun apa daya, ia tak sanggup melakukannya.

‘PLAAAAAK!’ tamparan kedua kembali melayag ke pipi Ify. Zevana benar-benar emosi dibuatnya. ia merasa bahwa Ify tak menganggap ucapannya.

“heh budek banget sih lo!! jawab dong kalo gue tanya!!!” bentak Zevana.

“udah, hajar aja Zev!” Angel kembali mengompori.

Zevanapun menjambak kasar rambut Ify. lagi-lagi Ify dibuat tak berdaya olehnya. Ify hanya bisa pasrah menahan rasa perih yang dirasakannya hampir diseluruh bagian tubuhnya.

“lo tau, lo itu udah ngerebut Rio dari gue!!” bentak Zevana.

Ify menyunggungkan seulas senyum tipis yang licik. Dengan sekuat tenaga ia mencoba mengeluarkan suaranya.

“ngerebut rio? kapan ya lo pernah pacaran sama rio? setau gue engga pernah.” Ucap Ify tajam.

“heh? Berani ya lo sama gue!!!”

‘PLAAAAK!’ lagi-lagi Zevana menampar Ify. entah apa maunya perempuan satu itu.

Saat ingin kembali memberikan tamparan berikutnya untuk Ify tiba-tiba pintupun dibuka dengan kasarnya. Zevana, Angel, dan Ifypun menoleh kea rah pintu.

Ify tersenyum tipis. Ia lega. Akhirnya mereka datang juga. Teman-temannya datang untuk menolongnya.

“LEPASIIN IFY!!!” bentak Rio seraya melangkah mendekati Zevana.

Zevanapun mengeluarkan pisau lipat yang sudah ia sediakan. Lalu menodong Ify sebagai umpan.

“lo semua mau gue lepasin Ify?” Tanya Zevana penuh kemenangan.

“tolong lepasin Ify! jangan sakitin Ify lagi!” pinta Shilla.

“oww, ga segampang itu nona. Gue punya satu syarat!”

Shilla, Alvin, Rio, Cakka, dan Oik saling menatap. Lalu dengan ragu, Rio bertanya.

“apa syaratnya?”

Zevana mengisyaratkan sesuatu pada Angel. Angelpun mengangguk. Lalu ia melangkah menuju tumpukan kardus-kardus yang entah apa isinya. Lalu diambilnya satu kardus yang isinya botol-botol bekas bird an minuman-minuman keras lainnya.

Diambilnya satu persatu botol itu, lalu dipecahkannya botol itu di lantai. Semua terheran-heran melihatnya. Apa maksudnya?

Setelah semua selesai, Zevana kembali berbicara.

“okeh, syaratnya adalah, lo (menunjuk Shilla) harus lewatin pecahan-pecahan beling itu, TAN-PA-A-LAS-A-PA-PUN!” tegas Zevana.

Semua melotot mendengar syarat yang diberikan oleh Zevana. Terutama Ify  dan Shilla.

“engga! kenapa harus Shilla?! gue aja! Gue yang akan ngelakuin syarat dari lo itu!” Alvin tidak setuju dengan syarat yang diajukan Zevana.

“gue maunya Shilla, bukan lo!” ketus Zevana.

“ta…tapi kenapa harus SHilla?! kenapa engga gue, atau Rio???” Tanya Alvin.

“gue maunya Shilla ya Shilla!!! lo mau ngelakuin apa pisau ini bakal ngelukain Ify?!” ancam Zevana.

Benar-benar licik sekali Zevana ini.

Shilla menatap Ify. ia tidak tega dengan sahabatnya itu. keadaannya benar-benar sangat memprihatinkan. Wajahnya pucat dengan tepi bibir yang robek dan berdarah. Baju yang sebagian besar luntur akibat darah.

‘gue harus bantu Ify!’ tegas Shilla dalam hati.

ify menangis mendengar syarat yang diajukan oleh Zevana. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengisyaratkan bahwa Shilla tidak perlu melakukannya. Ia tidak mau ada yang terluka hanya untuk membatunya.

“jadi, gimana? Setuju atau engga???” Tanya Zevana sambil tersenyum puas.

Shilla menarik nafas. Lalu kembali memantapkan hatinya.

‘sekali-sekali gue berkorban buat ify. gue ga tega ngeliat sahabat gue kaya gitu.’ Batinnya.

‘bismillah, semoga ini keputusan terbaik’

Sekali lagi ia menarik nafas. Lalu perlahan mengangguk.

“oke, gue mau…” ucap Shilla setuju.

Zevanapun kembali tersenyum sangat puas.

“bagusss.”

“jangan Shil!!!” semua kaget mendengar jawaban Shilla. termasuk Ify. Ify kembali mennagis da menggelengkan kepalanya. Melarang Shilla melakukan hal bodoh seperti itu.

“tapi kalo gue udah ngelakuin syarat dari lo, lo janji harus lepasin sahabat gue!” ucap Shilla memastikan.

“okeh, gue janji!”

“jangan Shil!” gumam Ify tanpa suara sambil menggelengkan kepalanya pelan mengisyaratkan bahwa ia tidak setuju Shilla mengorbankan dirinya hanya untuk menolongnya.

“Shilla jangan! Pliss Zev gue aja!! Janga Shilla!” Alvin kembali memohon.

“heh, gue bilang Shilla ya Shilla! ga usah sok jadi dewa penolong deh!!” bentak Zevana.

“gapapa Vin, demi sahabat aku.” Shilla menatap Ify miris.

Ify terus-terusan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus menitihkan air matanya. Berharap Shilla merubah keputusannya. Ia rela terluka, asal jangan ada yang terluka lagi selain dirinya. Apalagi sahabatnya.

“jangan Shil.” Gumam Ify pelan.

Shilla tersenyum tipis,”engga apa-apa Fy. Gue ikhlas kok. Asal lo bebas.” Iapun ikut menitihkan air mata melihat sahabatnya itu.

“ahelah, lebay banget sih lo! daripada lo sok sok an dramatis gitu, mendingan buruan deh lakuin apa yang gue suruh tadi!!” suruh Zevana.

Shilla menghapus air matanya. Lalu menarik nafas, meyakinkan diri, bahwa ia pasti bisa. Demi sahabatnya!

Shilla melepaskan sandal yang ia gunakan tadi. Alvin sudah kotar-katir keringat dingin melihat Shilla yang bersiap-siap menjalankan syarat Zevana. Ia menarik tangan Shilla ketika Shilla mulai melangkah perlahan menuju ke tumpukan beling itu.

“Shill…” lirih Alvin seraya menahan tangan Shilla.

Shilla berhenti melangkah dan menoleh ke Alvin. Ia tersenyum lalu mengangguk menandakan bahwa ia sudah yakin ia pasti bisa melakukannya. Allah selalu bersamanya.

Alvinpun melepaskan tangan Shilla. ia hanya bisa pasrah da berdoa pada Yang Maha Kuasa, agar Shilla akan tetapbaik-baik saja ketika selesai melakukan syarat gila itu.

Kini Shilla sudah berada dihadapan beling-beling itu. ia menatap beling itu miris. Tapi ia yakin, ia pasti bisa melaluinya. Demi Ify, demi sahabatnya. Ia menarik nafas perlahan.

‘Ya Allah, bantu aku melewati beling-beling ini. demi Ify ya Allah, demi sahabatku.’ Doa Shilla dalam hati.

“Bismillahirrahmanirrahiim” gumamnya pelan sebelum memulai melaksanakan syarat gila yang diberikan oleh ratu gila itu.

Shilla mulai melangkahkan kakinya di atas beling-beling itu. ia menutup matanya dan menggigit bibirnya untuk menahan segala rasa sakit dan perih yang ia rasakan. Kakinyapun langsung mengeluarkan darah banyak.

Semua menatap Shilla miris. Terutama Ify. ia menangis. Ia merasa sangat bersalah. Hanya demi dirinya, Shilla rela melakukan hal bodoh itu. Alvinpun menangis melihat Shilla melewati beling-beling itu. Shilla rela mengorbankan dirinya demi Ify, demi sahabatnya.

Sedangkan Zevana dan Angel tersenyum penuh kemenangan melihat adegan di hadapannya itu. semua ini memang sudah mereka set sedemikian rupa hingga akhirnya mereka berhasil mengerjai Ify dan kawan-kawannya.

Selangkah lagi, dan akhirnya ia berhasil melewatinya. Ia berhasil berjalan sebanyak 7 lagkah di atas pecahan beling-beling laknat itu. seketika tumpukan beling itu berubah menjadi lumpur darah akibat banyaknya darah yang keluar dari telapak kaki Shilla. Karena tak kuat menahan rasa sakit di kakinya, akhirnya Shilla jatuh terduduk.

“SHILLAAA!!” pekik Alvin melihat Shilla yang sudah berhasil melewati beling-beling itu. namun kakinya……

Alvin langsung berlari kea rah Shilla yang sudah terduduk lemas di lantai yang penuh oleh darahnya itu. shilla menopang tubuhnya dengan tangannya. Alvin langsung memeluk Shilla.

“kamu hebat!” bisik Alvin lirih. Lalu melepaskan pelukannya. Shilla tersenyum lalu mengangguk. Lalu ia beralih menatap Zevana yang sedang tersenyum licik dan puas.

“se…karang, le…lepasin Ify!” pintanya terbata.

Zevana tertawa puas mendengar permintaan Shilla.

Shilla menatapnya dengan tatapan yang benar-benar membunuh.

“LEPASIN SAHAABAT GUE!!!” bentak Shilla.

Angel dan Zevanapun melepaskan ikatan Ify.

“okey, selamat bersenang-senang…. Dadah…” setelah melepaskan ikatan Ify, mereka berdua langsung pergi dari tempat itu dengan hati puas.

Ify tak kuat berdiri. Ia benar-benar sangat lemah. Tenaganya telah habis. Saat ia bagkit dari kursinya, iapun terjatuh. Rio langsung berlari menghampiri Ify melihat Ify yang benar-enar lemah itu.

“Ify!!” pekik Rio. lalu ia memeluk Ify. mendekapnya dengan erat.

“aku gapapa kak…” lirih Ify pelan namun cukup untuk di dengar Rio.

“gapapa gimana? Kamu tuh luka-luka, memar-memar gini. Emang dasar iblis tuh perempuan!” Riopun melepaskan pelukannya.

“bibir kamu berdarah Fy, yaampuun…” Rio menyentuh kedua pipi Ify, lalu mengelap darah Ify dengan ibu jarinya.

“makasih kak, bantu aku ke Shilla.” ucapnya pelan karena ia benar-benar sangat lemah, hingga berbicarapun memerlukan tenaga yang lumayan.

Rio mengangguk lalu membantu Ify berjalan kea rah Shilla.

Ify menangis dan langsung memeluk Shilla.

“Shillaaa, ma….makasih Shill! Makasih lo udah bantuin gue. makasih udah berkorban buat gue. makasih Shil! Lo harusnya ga perlu ngelakuin hal bodoh ini!” ujar Ify pelan seraya melepaskan pelukannya.

“gapapa Fy. Sekali-kali berkorban buat sahabat.” Shilla mencoba tersenyum di sela-sela sakit yang luar biasa yang ia rasakan di kakinya itu.

ify langsung merobek baju rumah sakit yang sudah berwarna merah itu. lalu dibalutkannya kaki Shilla dengan bajunya itu. oik menangis menyaksikan adegan mengharukan itu.

selesai membalut luka Shilla, Ify sempat tersenyum kea rah Shilla yag juga tersenyum padanya. Sebelum akhirnya ia pingsan saking lemahnya tubuhnya itu.

“Ify!!!” pekik semuanya bersamaan yang kaget melihat Ify yang tiba-tiba pingsan dengan wajah yang benar-benar pucat. Keringat dingin membasahi pelipisnya.

Rio langsung menggendong Ify dan membawa Ify ke dalam mobilnya dan mereka semua segera menuju ke rumah sakit.
*****

Rio duduk di samping tempat tidur Ify. Dielusnya rambut Ify dengan lembut.

“bagun Fy, bangun sayang. Jangan bikin aku cemas gini…” lirih Rio.

Tiba-tiba Shilla, Alvin, Iel, Cakka, dan Oik masuk ke dalam kamar rawat Ify. kaki Shilla telah diobati oleh dokter dan sekarang ia menggunakan kursi roda yang didorong oleh Alvin.

“Shill, thanks banget ya lo udah nolongin Ify. gue gatau harus gimana balesnya.”

“yaampun kak, gue ikhlas kok. Gimanapun juga, Ifykan sahabat gue. gue rela ngelakuin apapun supaya Ify ga disakitin terus-terusan sama ratu iblis itu.” jawab Shilla.

“sekali lagi thanks ya Shill…” Rio tersenyum.

“sama-sama kak….” Shilla membalas.

“gimana kaki lo?” Tanya Rio.

“engga apa-apa kok. Cuma luka aja. Paling dua mingguan jug ague udah bisa jalan lagi, Ify gimana kak?”

“gatau nih. Kata dokter Ify ngedrop banget. Fisknya bener-bener lemah. Ini semua gara-gara cewe iblis itu!” geram Rio mengingat kejadian tadi.

“kasian banget Ify. zevana selalu jahatin dia. udah dia nusuk Ify, sekarang Ify disiksa sampe sebegitunya.” Ujar Alvin miris.

“tau tuh si Zevana emang jahat banget! Bener-bener licik banget tuh orang!” Shilla ikut-ikutan kesal.

“Yo, gue saranin sama lo, mendingan lo jagain Ify terus deh Yo! dia ada di deket lo aja, Ify masih celaka. Gimana kalo jauh….” Saran Cakka.

“iya Kka, lo bener. Zevana ga boleh nyakitin Ify lagi!!” ucap Rio.

“coba lo liat tuh akibat ulahnya si Zevana! Muka Ify memar! Tangannya berdarah,luka tusuknya yang udah hampir kering, jadi berdarah lagi. liat kan tadi bajuny sampe merah semua gitu. Pasti Ify bener-bener disiksa sama si Zevana.” Gabriel menambahkan. Ia juga merasa kasihan dengan Ify.

Rio menatap miris Ify yang masih belum sadarkan diri itu. dikecupnya lembut pipi Ify.

“kalian bener. Harusnya gue yang kaya gini, bukan Ify!” gumam Rio.
*****

Iel berjalan menuju kantin rumah sakit. Namun ada yang aneh dengannya hari ini. ia merasa kepalanya berat sekali. Dan sekarang, rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Matanya berbayang dan berkunang-kunang.

“kok tumben-tumbenan y ague pusing banget gini?” tanyanya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja ia merasa sesuatu menetes dari hidungnya. iapun menyentuh hidungnya dan sangat terkejut melihat jarinya berwarna merah. Itu artinya, ia mimisan kan? Ia buru-buru berlari menuju kamar mandi.

Di kamar mandi,

Iel membersihkan darahnya. Ia benar-benar merasa aneh dengannya hari ini. tidak biasanya ia begini. Apalagi ia jarang sekali mimisan.

Saat sedang memikirkan apa yag terjadi dengan dirinya, tiba-tiba seorang ank kecil menghampiri wastafel dan berdiri di samping Iel. Kira-kira kelas 3 SD.

“loh, kak, kok hidung kaka berdarah?” Tanya anak kecil itu polos.

Gabriel kaget lalu menoleh kea rah anak kecil itu.

“eh, ade kecil. Lagi ngapain?”

“cuci tangan kak. Itu hidung kaka kenapa?” Tanya anak kecil itu lagi, sambil menunjuk hidung Iel.

“kaka juga ga tau. Tiba-tiba aja tadi mimisan.” Jelas Iel yang merasa aneh sendiri.

“ih, kaka sama kaya kaka aku. suka tiba-tiba mimisan….” Ucap anak kecil itu.

Gabriel berlutut menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.

“sama?” Tanya Gabriel.

“iya kak, tapi sekarang kak Rangga udah engga ada kak. Kak Rangga udah dijemput sama malaikat. Udah tenang di sisi Allah.” Jelas anak kecil itu.

Gabriel tersentak kaget.

“maksud kamu meninggal?” Tanya Iel.

Anak kecil itu mengangguk.

“loh, kok bisa meninggal? Emang kaka kamu kenapa?”

“sakit kak.”

“sakit apa?”

“kanker kak….”

Gabriel kembali tersentak.

“kank…kanker???” tanyanya kaget.

“iya kak. Dan kak Rangga itu sama kaya kaka. Suka mimisan tiba-tiba gitu…”

GLEK! Gabriel menelan ludah. Apa maksudnya ini?
*****

Acha mengajak Gabriel ke rumahnya. Setelah sekian lama berteman, baru kali ini Acha mengajak Gabriel ke rumahnya. Tadinya ia juga mengajak Cakka, Oik, Rio, Alvin dan Shilla. namun mereka semua tidak bisa karena mereka ingin menunggu Ify di rumah sakit. Akhirnya Gabriellah yang ikut Acha. Karena ga enak kalo semuanya ga ikut.

“ayo kak masuk. Maaf ya kak, kalo kecil” Acha mempersilahkan Gabriel masuk ke rumhanya. Memang rumah Acha tidak sebesar rumah Iel, Cakka, Alvin, Oik, Shilla, Rio ataupun Ify.

“ah, gapapa kali Cha. Santai aja….”

“tunggu ya kak, gue panggil ibu dulu….”

Gabriel tersenyum dan mengangguk.

Tak lama kemudian, Achapun datang bersama dengan ibunya.

“ini loh bu, yang namanya kak Iel…” Gabriel pun langsung bangkit berdiri lalu menyalami ibu Acha.

“Iel? Gabriel?” Tanya mama Acha sambil tersenyum namun rada bingung.

“iya tante, saya Gabriel. Gabriel Stevent Damanik” Ucapnya sambil tersenyum.

“Gabriel Stevent Damanik?” Tanya mama Acha sedikit kaget.

Gabrielpun mengangguk sambil tersenyum.

Mama Achapun mengamati profil Gabriel dari atas sampai bawah.

“a…apa kamu anaknya John Damanik?” Tanya mama Acha.

“i…iya tante…” jawab Iel bingung. Dari mana mamanya Acha ini tau?

“ah, iya…. Papa kamu dulu temen kuliah tante.” Mama Acha tersenyum.

“iyaa tante? Wah, ga nyangka banget ya ternyata dunia sempit…”

“iya ya….” Mama Achapun tersenyum.

‘bukan hanya teman kuliah. Tapi juga istrinya…..’

Bersambung……


Kayanya ini pendek banget deh ya? Iya kan? u,u maaf yaa. Hehe

Huaaaaaaaaaaaa, mau teriaaaak! Cerita ini emang sinetron banget22222….. ngebosenin ya? Entahlah, tapi aku buntu akhirnya nyampenya ke sini deh. Maaf ya kalo ngebosenin gini ceritanya.

Sengaja buru-buru nyelesaiin nih cerita. Makanya hasilnya jelek gini. Maafkan ya, maafkan penulis.

Okeh, aku udah cape banget ini.mau bobo dulu. Jadi langsung koment aja ya di bawah. Jangan lupa di like juga yaaa…

Makasih temen-temen :”>>>>

Monday, September 12, 2011

The Power Of Love *Part 33*

The Power Of Love *Part 33*

oleh Amelia Jonathan Azizah RiseIfc pada 10 September 2011 jam 21:33
The Power Of Love *Part 33*
Zevana berhenti melangkah, lalu menyaksikan adegan Rio dan Ify itu. tangan kirinya mengepal sangat kuat. Ia tidak suka melihatnya. Tangannya kanannya menggenggam pisau lipat yang sudah ia persiapkan sejak tadi.
Ia berjalan perlahan menuju ke arah Rio dan Ify. karena posisi Rio membelakangi Zevana dan Ify yang melihat, Ifypun berteriak….
“ka Rio, AWAAAAS !!!!!” teriak ify.
JLEEEEEEP
“IFYYYYYYYYY!” teriak Rio yang kaget melihat kekasihnya berlumuran darah seperti itu.
Pisau itu menembus punggung Ify. Sesaat sebelum Zevana menusukkan pisaunya pada Rio, Ify memutar badannya sehingga pisau itu menghantam punggungnya.
Rio melepaskan pelukannya ketika tubuh Ify tiba-tiba merosot di dalam pelukannya. Dan seketika itu juga Ify pingsan.
Darah mengalir deras dari punggung Ify. Rio bingung, ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Ia panic, ia takut terjadi sesuatu yang fatal pada ify. namun ia bingung apa yang harus ia lakukan.
Rio menepuk-nepuk pipi Ify. mencoba membangunkannya.
“Fy, bangun Fy! Jangan bikin aku panic Fy! Bangun!” Rio menepuk-nepuk pipi Ify. lalu ia menyentuh luka di punggung Ify. lalu kembali mengangkat tangannya. Dilihatnya tangannya yang penuhh darah itu dengan panic. Dengan paniknya ia mengambil handphone di saku dan menelpon Alvin untuk di mintai pertolongan.
“Vin Vin tolongin gue Vin!!! Pliss!!”
“elo ke arah barat vin! Di bawah pohon yang lumayan tinggi Vin!”
“cepetan Vin!!!”
“oke thanks!”
Rio meletakkan handphonenya asal. Tak terassa ia menitihkan air matanya, Melihat wajah Ify yang pucat seperti itu. apalagi darah mengalir deras dari punggung Ify. membuat Rio semakin merasa ketakutan.
Tak lama kemudian, Alvin datang bersama dengan Shilla. ia menghampiri Rio yang sedang memeluk Ify dan menangis.
“astaga, IFYYYY!!!” pekik Alvin terkejut melihat keadaan Ify. bajunya sampai benar-benar merah seperti menyelam ke dalam kolam darah (astagfirullah).
Rio mendongak melihat kea rah Alvin dan Shilla.
“ba…bantu gue Vin, Shill…” pintanya dengan suara parau dan bergetar. Ia benar-benar sangat takut.
Tanpa menunggu waktu lagi, Alvin dan Shilla segera membantu Rio mengangkat Ify dan membawanya ke mobil Alvin.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
BRAAAAAK
“Cakka!! Apaapaan sih kamu ini!!!” pekik mama Cakka kaget karena Cakka menutup pintu dengan tidak sewajarnya.
“maaf mah, Cakka emosi!” tuturnya dengan sisa emosi yang masih terasa.
“tapikan ga perlu banting pintu segala.”
Cakkapun menjatuhkan diri di sebelah sang bunda. Dengan terheran-heran, sang bunda memperhatikan putranya itu.
“kamu kenapa sih Kka? Ada masalah sama pacar?” Tanya bundanya.
“iyah, nyebelin bgd emang ya cewe tuh!!” sunggutnya.
“mama cewe loh Kka -____-“
“yaaah, kecuali mama deeeeh……..”
“emang kenapa pacar kamu? Daripada kamu bête gitu, mendingan main ke rumah Obiet sana.”
Cakka langsung menoleh kearah sang bunda.
“Obiet? Dia pulang mah???” Tanya Cakka tak percaya.
“iyaaa, semalem dia pulangnya. Gih sana!” suruh mama cakka.
Cakka langsung bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya di atas meja.
“yaudah, cakka pergi ya mamahh….” Cakka salim, lalu segera berlari menuju teras dan menuju ke rumah Obiet.
“hati-hati Kka….” Mama Cakka geleng-geleng kepala melihat kelakuan Cakka. Lalu kembali meneruskan membaca majalahnya setelah tadi sempat terganggu karena kehadiran Cakka yang mengagetkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KLEEK
Cakka langsung saja membuka pintu rumah Obiet. Ia memang terbiasa seperti itu dari dulu jika berkunjung ke rumah Obiet. Ia selalu ingat ucapan mama Obiet ‘anggep aja rumah cakka sendiri’.
“Ob……..” baru saja Cakka ingin meneriakan nama sepupu tersayangnya itu, sesaat sebelum ia melihat Obiet sedaaaang……..
Cakka melongo melihat Obiet. Ia semakin mendekati Obiet. Lalu berdehem…..
“EKHEEEM…..”
Obietpun tersentak..
“Cakkaa????” kaget seorang gadis.
“ngapain kalian???” Tanya Cakka masih menahan emosi.
“lo kenal Oik Kka?” Tanya Obiet.
“LO BERDUA NGAPAIN TADI?!!!!!!” bentak Cakka yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
Obiet dan Oik itupun kicep. Mereka menunduk.
“ka… kamu salah pahaam….” Ucap oik bergetar, takut.
“salah paham apa hah?! SALAH PAHAM APAA!!!? JELAS-JELAS TADI GUE NGELIAT DENGAN MATA KEPALA GUE SENDIRI!!! Lo berduaaaa, lo….” geram Cakka. Ia tak menyangka apa yang tadi dilihatnya itu. ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Kka, kayanya lo salah paham deeeh… oik cewe lo???” Tanya Obiet yang memag belum mengetahui status mereka.
‘BUUUUUUUK’
Setelah memberikan bogem mentahnya kepada Obiet, Cakkapun langsung melangkah meninggalkan rumah Obiet dengan perasaan emosi yang meluap-luap.
Oik mengginggit bibir bawahnya. Ia tau Cakka pasti salah paham. Ia mengerti apa yang tadi dilihat Cakka. Namun itu tak seperti dugaannya.
****
“Biet, mataku perihh….” Oik mengucek-ngucek matanya.
“jangan dikucek Ik!!! Nanti malah infeksi” ucap Obiet seraya menjauhkan tangan Oik dari mata Oik.
Oik mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa perih itu.
“terus gimana ini Biet, periiiihhh” oik mengibas-ngibaskan tangannya di depan matanya untuk menghilangkan sedikit rasa perihnya. Namun tetap saja matanya tetap terasa perih.
“tahan yaaa Ik……”
Obietpun meniup mata Oik secara perlahan.
KLEEEK
“Ob……..”
“EKHEEEM…..”
Obietpun tersentak.. Otomatis menjauhkan wajahnya dari Oik.
****
“Kejar Ik!!” suruh Obiet.
Oik membalikkan badannya lalu menatap Obiet.
“Kejar, ngapain diem aja di sini!??”
“tapikan, dia naik mobil Biet……” Oik berfikir bagaimana bisa ia mengejar Cakka yang naik mobil dengan ia yang berlari nanti.
“ck, ayo ikut gueee!!!”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Cakka mencengkram erat stir mobilnya. Mencoba meluapkan emosinya dengan cara itu. masih terbayang-bayang, bagaimana keduanya…. Aaaah, ia bisa gila bila mengingatnya.
“gila, gue ga nyangka!!” Cakka semakin kuat mencengkram stir mobilnya. Tangannya sampai memerah saking kencangnya.
“Darimana mereka bisa kenal?! Ga nyangka mereka sampe sejauh itu!!!” gumam Cakka tersenyum sinis frustasi, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tak menyangka.
“AAARGHHHH!!!!” teriaknya frustasi sambil memukul stirnya. Tangannya pun mulai membiru.
Tiba-tiba saja Oik berdiri merentangkan tangannya di depan mobil Cakka. Cakka yang kagetpun langsung menginjak rem secara mendadak tanpa banting stir. Membuat mobilnya berhenti secara mendadak. Untung saja ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tidak tinggi.
TINTINTINTINTINTIN Cakka membunyikan klaksonnya dengan emosi. Lalu membuka kaca sebelah pengemudi dan menyembulkan kepalanya keluar jendela.
“minggir lo!!!! atau gue tabrak!!!” teriak Cakka kencang.
“tabrak aja!!! Tabrak!!! Biar aku mati! Biar kamu puas!!!” teriak Oik tak kalah kencang.
“ck!!!” decaknya kesal. Lalu kembali memasukkan kepalanya ke dalam mobil. Setelah itu ia membuka pintu mobil dan turun menghampiri Oik.
“mau lo apa siiih!?” Tanya Cakka langsung.
“kamu kenapa sih?! Kenapa marah? Salah aku apa??” Tanya Oik.
“masih nanya salah apa?!!! MUNAFIK LO!!!” cerca Cakka.
“aku tau kamu tadi salah paham kak!! Tadi tuh Obiet Cuma niupin mata aku yang perih. Tapi kamu ngeliatnya dari sudut pandang yang beda. Kamu salah paham.” Jelas Oik.
Cakka tertawa miring.
“ngelesnya BASI banget lo!”
“aku ga ngeles kak!!!” ucap ik ngotot.
“halah, ga nyangka ya. Dibalik sifat lo yang baik, polos, ternyata…..” Cakka tersenyum sinis, meremehkan.
“apa????”
“muarahan….”
JEDEEEEEEER
Dunia bagaikan menimpa tubuh Oik kala ia mendengar gumaman Cakka yang menyakitkan hati itu.
Tak terasa air matanya pun jatuh perlahan. Sakit sekali dijudge seperti itu.
PLAAAAAAAAAK!
“JAGA MULUT KAMU!!!!” bentak Oik dengan air matanya yang terus mengalir.
“aku ga serendah itu!!!! aku benci kamu!! AKU BENCI KAMU!!!” bentak Oik sambil memukul-mukul Cakka.
Cakka hanya diam saja. Kaget juga dia bisa berkata sekasar itu terhadap Oik.ia reflek mengucapkannya tadi. Ia emosi. Perasaan bersalahpun langsung menyelimutinya. Apalagi melihat Oik menangis seperti itu.
“dengerin aku baik-baik kak!!!” Oik mencengkram kerah baju Cakka.
“Ik, ma….”
“KITA PUTUSSS!!!!!” bentak Oik seraya melepaskan kerah baju Cakka dengan kasar.
Cakka melongo. Ia kaget sekaget-kagetnya. Ia tidak salah dengar kan tadi? Ik mengucapkan kata putus? Berarti tadi ia memang benar-benar keterlaluan.
Baru saja ia ingin minta maaf. Tiba-tiba saja dipotong dengan kata putus. Perasaan bersalah langsung menghantamnya.
“Ik, ka… kamu bercandakan????” Tanya Cakka shock.
“engga!! KITA PUTUS!! Inget kak, PU-TUS!!!” Oikpun langsung berlari meninggalkan Cakka yang masih shock diputusin.
“Ik, tap…. IK!! OIK!!! ARRRRGHHH!!!!” teriak Cakka frustasi sambil menjambak rambutnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Daritadi ia tak dapat berhenti memikirkan bagaimana nasib kekasihnya. Ia benar-benar sangat panic dan takut sekali. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap kekasihnya itu. ia masih ingat dengan jelas bagaimana pisau itu menancap di punggung kekasihnya.
Alvin dan Shilla hanya duduk sambil berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada Ify. Alvin yang tidak tahan juga melihat Rio dari tadi bolak-balik mondar-mandir ga jelas akhirnya menghampiri sahabatnya itu.
“Yo…” Alvin menepuk pundak Rio pelan. Riopun menoleh pada Alvin.
“udahlah Yo! Lo jagan mondar-mandir terus. Mendingan lo duduk, terus berdoa suapaya Ify ga kenapa-napa.”
Baru Rio mau menjawab, dokter tiba-tiba keluar dari ruang UGD. Riopun mengurungkan niatnya untuk menjawab dan memilih menghampiri sang dokter. Diikuti dengan Alvin dan Shilla.
“gimana keadaan Ify dok?” Tanya Rio.
“untung saja kalian cepat membawa Ify ke sini. Jika tidak, Ify akan kehabisan banyak darah dan itu akan berakibat fatal. Tapi Alhamdulillah, Ify tidak apa-apa. Hanya saja pasien mendapat beberapa jahitan dipunggungnya karena robek.” Jelas dokter.
Rio, Alvin dan Shillapun bernafas lega mendengar penjelasan dokter tadi. Setidaknya mereka bersyukur Ify tidak terluka parah.
“terima kasih dok….”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rio masih setia menunggu Ify siuman. Sudah 3 jam Ify tak sadarkan diri. Namun Rio tak sama sekali lelah menunggu Ify untuk tersadar.
Ia membelai lembut rambut Ify. lalu memperhatikan wajah manis kekasihnya itu. wajahnya pucat, bibirnya sedikit putih. Ada selang oksigen di hidungnya. namun itu tidak sama sekali mengurangi kecantikan kekasihnya yang alami itu. aaah, betapa beruntungnya ia memiliki seorag malaikat yang sangat cantik seperti ini.
“Fy, banguuun. Kamu betah banget sih tidurnya…. Bangun Fy…” bisik Rio tepat ditelinga Ify.
Tak lama kemudian, Ifypun membuka kedua matanya perlahan. Membuat Rio semakin lega. Ia tersenyum sumringah.
“Fy, kamu udah sadar????” Tanya Rio.
“a..aku dimana???” Tanyanya setelah ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, namun ia menyadari bahwa ini bukan kamarnya.
“di rumah sakit sayang. Kamu inget ga tadi kejadian pas di taman??” Tanya Rio.
Ify mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi dengannya sampai ia bisa berada di rumah sakit seperti ini.
“emm, yaah, aku inget. Zevana mau nusuk kamukan??? Kamu gapapakan??” Tanya Ify sedikit panic mengingat tadi ia melihat Zevana ingin mencelakai Rio.
Rio menggeleng lalu tersenyum.
“kamu tuh harusnya ga usah nyelamatin aku. biarin aja aku yang ditusuk sama setan itu. daripada kamu yang kaya gini…..”
“gamungkin aku diem aja ngeliat dia mau nyakitin kamu…”
“tapi kamu ga perlu sampe berkorban nyawa gitu Cuma buat nyelamatin aku.”
“aku ga peduli. Aku sayang sama aku. dan aku bakal lakuin apapun buat kamu.”
Rio langsung memeluk Ify. ia benar-benar sangat beruntung memiliki seorang malaikat seperti Ify. selain cantik, iapun benar-benar sangat baik. Ia tak menyangka Ify rela berkkorban nyawa hanya untuk demi menyelamatkannya.
“makasih ya sayang. Aku sayang banget sama kamu. Aku ga mau kehilangan kamu….” Riopun melepaskan pelukannya.
Ify tersenyum lemah.
“aku juga sayang sama kamu. Aku ga bakal ninggalin kamu kok….” Ucap Ify.
Tiba-tiba masuk Alvin dan Shilla yang sebelumnya sedang makan di kantin rumah sakit. Mereka sedikit terkejut melihat Ify yang sudah sadarka diri.
“eh, Ify udah sadar Fy?? Gimana keadaan lo??” Tanya Shilla.
“iya nih, hehe…. Alhamdulillah udah ga sakit lagi kokkk….” Jawab Ify diakhiri dengan senyum manisnya yang terlihat lemah.
Ia memang masih sedikit lemah. Maklum, namanya juga baru ditusuk dan dijahit dan juga sekarang baru sadar. Jadi maklum saja jika keadaannya masih sangat lemah. Tapi ia sudah tidak merasakan sakit dilukanya.
Tiba-tiba pintu kamar rawat Ify dibuka dan masuklah, Gabriel, Oik, Cakka, dan Acha ke dalam.
“Fy, elo kenapa? Lo gapapakan??? Kok bisa sampe kaya gini sih??” Tanya Gabriel bertubi-tubi.
Tadi Alvin dan Shilla mengabari mereka semua kalau Ify masuk rumah sakit. Makanya mereka langsung on the way ke sini.
“gue ga apa-apa kok. Thanks ya udah khawatirin gueee.”
“syukur deh, gue kira tadi lo parah gitu….”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tiga hari sudah Ify menghambiskan waktunya di rumah sakit. Sebenarnya sekarang ia sudah tidak kenapa-napa. Namun, dokter belum mengizinkannya kembali pulang. Karena menurut dokter, keadaan Ify belum sembuh total. Jadinya ia harus tetap tinggal di rumah sakit.
Kini mereka berdelapan sedang berkumpul di taman rumah sakit. Sambil bernyanyi-naynyi bersama dan bermain gitar.
Aku bermimpi
Tentang hari ini
Disaat kita berdua
Slalu bersama
Dan bila nanti
Kau ingat kembali
Masa-masa inilah
Yang akan kita kenang selalu
Kau tak sendiri
Ku slalu bersamamu
Temani aku
Sampai habisnya waktu
Aku berjanji
Sampai tua nanti
Akan selalu ada
Jika kau butuh
Dan bila nanti
Dunia tak mengerti
Berpalinglah padaku
Tempat teraman untuk dirimu
Kau tak sendiri
Ku slalu bersamamu
Temani aku
Sampai habisnya waktu
Biarkan saja hidup tak mudah
Asal kau selalu ada
Kau tak sendiri
Ku slalu bersamamu
Temani aku
Sampai habisnya waktu
Kau tak sendiri
Ku slalu bersamamu
Temani aku
Sampai habisnya waktu
Biarkan saja hidup tak mudah
Asal kau selalu ada
Bersamaku
Bersamaku
Bersamaku
Bersamaku
Bersamaku
Lagu dari Mytha Mamamia – Tentang Mimpiku mengawali nyanyian mereka. Lagu ini mewakili kisah mereka elama bertahun-tahun ini. juga mewakili perasaan mereka semua. Untuk mereka yang selalu bersahabat, mereka ingin mereka selalu seperti itu. tak ingin ada yang mengacaukan persahabatan mereka. Apapun itu.
“ka iel, aku mau nyanyi lagu biarkan berlalu. Iringin dong…..” pinta Oik pada Iel yang memang sedang memegang gitar.
“oke deeeeh….” Baru ingin menggenjreng gitarnya, ia langsung berhenti.
“eh, gajadi dengg….” Ucap iel.
“loh, kenapa kak???” Tanya Oik heran.
“biar Cakka aja yang ngiringin…” Iel memberikan gitarnya pada Cakka.
“loh, kok gue???” Tanya Cakka yang juga heran.
“yakan lo cowoknyaaa….”
Cakka langsung melengos. Namun tetap menerima gitar itu. lalu mulai menggenjrengnya. Sesekali ia melirik Oik, begitupun dengan Oik.
Letih aku bila menatap
Segala kisah dalam dirimu
Pengorbanan dan penantian
Hanya terbuang dan sia-sia
Kau hempaskan tubuh ini
Kau goreskan luka hati
Takkan aku kenang lagi
Tulus cinta yang kau beri
Pergilah cintaku
Lupakan dirinya
Takkan aku ingat lagi
Sakit hati yang kau beri
Pergilah cintaku
Biarkan berlalu
Kau hempaskan tubuh ini
Kau goreskan luka hati
Takkan aku kenang lagi
Tulus cinta yang kau beri
Pergilah cintaku
Lupakan dirinya
Takkan aku ingat lagi
Sakit hati yang kau beri
Pergilah cintaku
Biarkan berlalu
Tak terasa air matanya mengalir membuat sebuah aliran kecil di pipinya. Ia benar-benar sangat menghayati lagu yang tadi dinyanyikannya itu. ia menutup matanya. Dan alhasil airmatanya kembali pecah.
Tersadar bahwa ia menangis, iapun menghapus air matanya. Lalu melirik kea rah Cakka. Saat Oik melihatnya, Cakka pura-pura mengalihkan pandangannya kea rah lain.
Dalam hatinya, ia merasakan kesedihan yang mendalam. Ia masih tak habisa fikir, bisa-bisaya hubungan yang sudah lama terjalin itu putus begituu saja di tengah jalan. Ia yakin, lagu yang tadi nyanyikan Oik itu ditujukan untuk dirinya.
“Ik, kok nangis? Lagu itu buka buat kak Cakka kan?” Tanya Ify. teman-temannya memang belum tau dan memang tidak diberi tau bahwa hubungan Cakka dan Oik telah berakhir.
Oik kembali melirik kea rah Cakka, ‘lagu itu emang buat kak Cakka’ batinnya.
“engga kok, aku Cuma sedih aja nyanyiinnya. Lagunya dalem banget gitu. Cocok banget tuh buat orang yang disakitin. Yang sakit hati sama pacarnya. Eh bukan salah, bukan pacarnya, tapi MANTAN PACARNYA.” Sindir Oik sambil sesekali melirik Cakka dan menekan kata mantan pacarnya.
Cakka hanya melengos disindir seperti itu. namun perasaan bersalah dan penyesalan yang sangat besar benar-benar menghantuinya.
“ekheem, gantian gue yang mau nyanyiiii….” Dehem Cakka membuat yang lain menoleh ke arahnya.
“ya nyanyi aja kalii Kka!” kata Rio.
Iapun mulai menggenjreng gitarnya.
Tak kurasakan lagi
Hangatnya rasa rindu
Tak ku rasakan lagi
Indahnya hidup ini
Telah habis rasa cinta di hati
Yang menyelimuti diri
Takkan lagi belai lembut tubuhmu
Cakka bernyanyi sambil memejamkan matanya. Semua kenangannya bersama Oik terputar kembali di otaknya.
****
Cakka sedang membeli sesuatu keluar. Namun tak disangka hujan deras turun mengguyur Jakarta malam itu. karena hujan ini tak terduga sebelumnya, Cakkapun tak membawa apa-apa termasuk payung.
Iapun mencari tempat untuk berteduh. Dan akhirnya ia menemukan sebuah halte di dekat sana. Iapun berlari ke halte untuk berteduh sebentar.
“eh…” ceplos seseorang yang berada di sebelah Cakka.
Cakkapun menoleh.
“Oik? Nga…ngapain kamu di sini?” Tanya Cakka yang sedikit menggigil akibat kedinginan.
“neduh, kamu juga ngapain? Kamu kedinginan yaa??? Yaampuuun… sini sini….” Oikpun meraih tangan Cakka, lalu dengan kedua tangannya, ia menggosok-gosokkan tangannya di tangan Cakka (ngertikan?? u,u).
“masih dingin???” Tanya Oik.
“udah lumayan engga. Makasih ya sayang…”
****
Takkan lagi sentuhan bibir manismu
Takkan lagi satu di dalam hidupku
Ku merindumuu
Oh kasihku dengarlah seruanku
Oh pintaku jangan lupakan diriku
Jadikanku kisah mais dalam hidupmu
Kau kekasihkuuu
Cakka sedikit mengeluarkan air mata, namun kembali menghapusnya. Ia tak ingin terlihat lemah dan cengeng di hadapan teman-temannya dan Oik.
Cakka melirik Oik. Semuapun menatap Cakka dengan terheran-heran.
“Kka, kok lagunya sedih amat sih??? Lo sama Oik kenapa sih??? Kok dari tadi nyayinya lagu patah hati gitu? Lo berdua putus? Kenapa sih??” Tanya Rio yang benar-benar bingung dengan Cakka dan Oik. Semua mengangguk setuju dengan pertanyaan Rio.
Cakka dan Oik hanya tersenyum masam. Membuat mereka semua semakin bingung.
“yaudah, siniin dah gitarnya. Gue mau nyanyi…” pinta Rio.
Cakka memberikan gitarnya pada Rio.
Di hatiku kau bintangku
Di hatiku kau malaikatku
Di hatiku kau cintaku
Selamanya takkan terganti
Kau cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Ku tak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu
Cintakuuuuu
Relung hati tlah berkata
Kaulah satu yang ku cinta
Dua musim tlah berganti
Kutak sanggup menahan rindu
Kau cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Ku tak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu
Cintakuuuuu
Cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Ku tak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu
Ifykuuuuu
“aseeeek daaah, terakhirnya asoy banget ituuu….” Sorak Iel.
“haha, iyadong….. kan lagunya buat Ifyku tercintaaa” Rio langsung merangkul Ify yang memang berada disebelahnya.
“so sweeeeet….” Puji Shilla.
“makasih ya sayang hehe…” ucap Ify tulus seraya melingkarkan tangannya di pinggang Rio.
Rio tersenyum lalu mengecup kening Ify.
“eh, aku kebelet nih. Hehe…. Aku ke toilet dulu yaaa…” izin Ify.
Ifypun bangkit dari duduknya dan hendak menuju ke dalam rumah sakit untuk ke toilet. Sudah sedikit menjauh dari rombongan, tiba-tiba……..
“halooo Ify, apa kabarnyaaaa?????” Tanya seseorang dengan suara yang dibuat-buat SOK manis.
Ify yang kaget tiba-tiba orang itu muncul kembali dihadapannya, langsung berhenti melangkah da melangkah mundur perlahan.
“Zev…va…. Nga… ngapain lo ke sini???” taya Ify sedikit takut.
“hahaha, kenapa lo takut yaaa???!! Uuu, kaciaaan….” Ledeknya.
Ifypun terus melangkah mundur. Tiba-tib saja ia terjatuh karena tersandung sesuatu.
“AAAW!!” pekik Ify sedikit teriak. Membuat Rio dkk menoleh kea rah Ify.
“IFY….” pekik Rio kaget melihat Ify yang jatuh dan dihadapannya ada Zevana.
“haiii, Rioooo….” Sapanya dengan senyum liciknya.
Baru saja Rio ingin mendekati Ify, tiba-tiba sohibnya Zevana, Angel datang dan langsung menjambak Ify dan menyuruhnya untuk berdiri.
“kak RIOOOO!!!” teriak Ify…
“uuu, kaciaaan… pasti sakiiit kannn….” Ledek Zevana.
“LEPASIN IFY!!!” teriak Rio.
Zevanapun memberikan isyarat kepada Angel dan Angelpun membawa ify pergi dari sana…
“IFYYYY!!” teriak Rio.
Ia ingin mengejar Ify, namun ditahan oleh Zevana.
“eitts, mau kemana Rio sayang??? Lo ga bisa nyusul Ify….”
“brengsek lo Zev!!!! Balikin Ify ke gue!!! BALIKIN!!!!” bentak Rio.
“uuu, kacian sekali pangeran ini kehilangan putrinyaaa…… emang gue sebego itu!!!! udah aaah, mendingan jug ague nyusul Angel. Tangan udah gatel nih pengen ngapa-ngapain putri lo itu!!” Zevanapun berlari menyusul Angel.
“ZEvana sialan!! Vin, yel, Kka, ayo kita susul!!! Cepet!!!” suruh Rio.
Merekapun segera menyusul Zevana dan Angel. Dan berharap mereka tidak bergerak lambat. Karena jika mereka terlambat, habislah ify oleh Angel dan Zevana.
Bersambung…….
Song:
Mytha – Tentang Mimpiku
Hello – Biarkan Berlalu
Delon – Merindumu
Delon – Kucinta Kau
Halooo semua temen-temen pembaca *nyengir*, kayanya udah lama ya ga ketemu? Hehe…. Tapi Alhamdulillah sekarang kita bisa ketemu lagi.
Maaf yaaa, kalo aku ngaret. Bukan ngaret ya ini namanya? Apa yaaa??? Hehe :D
Beneran deh aku mumet banget. Udah niat mau ngelanjutin, tapi mumet bgd akhirnya tutp lagi deh laptopnya. Baru sekarang nih bisa ngelanjutin hehe.
Bagaimana part 33 ini? ancur banget yaaa? Masih kurang panjangkah?? Atau masih kepanjangan ceramahnya???? Kayanya mengecewakan banget ya part ini??? mafin aku temen-temen hiks..hiks…
Langsung aja deh ya komentarnya. Udah pegel banget nih ngetiknya. Yang suka silahkan like. Yang ga suka boleh protes kok =)))
Makasih ya buat yang udah setia nungguin TPOL… love kaloan semuaaaa :*
Makash juga buat yang udah ngelike dan koment di part 32 lalu….
Jangan lupa follow twitterku ya @ameliastriskap
See you next part :D