Sunday, July 24, 2011

The Power Of Love *Part 32*

The Power Of Love *Part 32*

Langit malam yang cerah. Benar-benar terang dan terasa begitu damai. Bntangnya bersinar dengan terangnya ditemani sang bulan di atas sana. Siapapun yang menatap langit malam ini, hatinya akan terasa begitu damai. Apalagi jika diiringi dengan lantunan doa kepada Sang Kuasa.

Lantunan nada mellow itu melantun indah, menambah kesempurnaan indahnya malam ini. Dengan jari-jari ajaibnya, ia memainkan sebuah lagu dengan piano yang tersedia di sana. Nada-nada indahnya membius para penontonnya. Semua terhanyut akan lantunan nada indah yang diciptakannya.

Siapapun yang mendengarkan lantunan nada itu, pasti dibuat merinding oleh si pemilik jari jari ajaib itu. bukan karena takut, tetapi karena permainan pianonya yang mampu menyampaikan makna yang terkandung dalam nada-nada indah itu.

Ketika ia mulai bernyanyi, keadaan semakin hening. Sehingga yang terdengar hanyalah suaranya, dentingan piano yang ia ciptakan, dan suara angin malam yang terus berlalu-lalang tanpa henti diantara mereka semua.

“Jangan pernah berfikir, bahwa di dunia ini kita hanya hidup sendiri! Pahlawanmu ada di mana-mana. Jika tidak ada yang memperdulikanmu, ingatlah bahwa kalian masih punya Tuhan, Allah. Ia akan selalu menjadi pahlawanmu, kapanpun, dan di manapun kamu berada.” Ucapnya sebagai kata pembuka, mengawali lagunya.

There’s a hero
If you look inside your heart
You don’t have to be afraid
Of what you are
There’s an answer
If you reach into your soul
And the sorrow that you know
Will melt away

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

It’s a long road
When you face your world alone
No one reaches out a hand
For you to hold
You can find love
If you search within yourself
And the emptiness you felt
Will disappear

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

Lord knows
Dreams are hard to follow
But don’t let anyone
Tear them away
Hold on
There will be tomorrow
In time
You’ll find the way

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

Ketika lagu berakhir, semua berdiri lalu memberikan standing aplouse kepada gadis ini. Teriakan dan sorakan-sorakan pun terdengar di seluruh penjuru sekolah itu. bahkan mungkin standing aplouse dan sorakan yang meriah dari seluruh penontonpun tidak cukup untuk dipersembahkan sebagai sebuah apresiasi pada gadis ini.

Setelah membungkuk memberi hormat dan berterima kasih, Ify –si pemilik jari-jari ajaib- turun dari panggung dan menghampiri teman-temannya yang lain.

“Ify, yaampuuun… lo tuh emang keren banget deh Fy!! Permainan piano lo ga ada yang bisa nandingin! Lo bener-bener hebat bgd!!” puji Shilla antusias.

Ify tersenyum pada Shilla, “makasih Shill…”

“pacarku makin hebat ! makin sayang deh aku…” Rio merangkul Ify.

“hihi, makasih sayang…”

“sama-sama”

“eh, ka Alvin mana?” tanya Ify ketika melihat tidak ada Alvin di sekitar mereka.

Semuapun langsung tersadar jika Alvin sudah tidak ada di sebelah Shilla. pasalnya, ketika menonton Ify tampil tadi, Alvin masih berada di sebelah Shilla. tetapi tiba-tiba saja sekarang menghilang.

“loh? Ke mana si Alvin??” mereka semua celingak-celinguk mencari Alvin.

“eheem, test test….”

“malam semuaaa” sapa seseorang dari atas panggung.

Karena merasa familiar dengan suara itu, merekapun otomatis menoleh ke arah panggung, dan melihat sosok Alvin tengah tersenyum menyapa seluruh pengunjung acara malam ini.

“ngapain tuh si Alvin???” tanya Iel pada siapa saja yang mau menjawab. Namun semua hanya mengangkat kedua bahunya, pertanda mereka tidak tahu, apa yang aka atau sedang Alvin lakukan di pentas sana.

“malam ini, malem yang bener bener spesial buat gue. karena malem ini, gue bisa ketemu lagi sama putri hati gue. di sini, gue mau mempersembahkan sebuah lagu buat putri hati gue yang ada di sana.” Alvin menunjuk Shilla.

Shilla tersenyum karena semua orangpun beralih melihat ke arahnya.

“gue, Alvin Jonathan, dengan segenap rasa cinta yang gue punya, ingin menyampaikan betapa gue cinta banget sama putri hati gue. Shilla, izinin aku mempersembahkan sesuatu buat kamu. Lagu ini buat kamu. Ungkapan seluruh rasa cinta aku buat kamu.”

Shilla merasakan sesuatu menari-nari di perutnya. Sesuatu menggelitik hatinya. Maksudnya, Alvin masih mencintainya? Maksudnya Alvin juga masih menyimpan perasaan yang sama terhadapnya? Apakah seperti itu?

Ia harap iya.

Di hatiku kau bintangku
Di hatiku kau malaikatku
Di hatiku kau cintaku
Selamanya takkan terganti

Kau cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Kutak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu cintakuuuu….

Relung hati tlah berkata
Kaulah satu yang ku cinta
Dua musim tlah berganti
Ku tak sanggup menahan rindu

Kau cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Kutak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu cintakuuuu….


Mata Shilla berkaca-kaca. Ia ingin sekali menangis. Bukan, bukan karena ia sedih. Bukan juga karena ia tersentuh. Ia sangat bahagia. Bahagia sekali. Mendengar lagu yang Alvin nyanyikan tadi. Alvin mempersembahkah lagu itu untuknya? Benarkah?

Tadi ia tidak salah dengarkan? Lagu yang Alvin nyayikan tadi, memang benar dipersembahkan untuknya kan? Jika benar, itukah ungkapan perasaan yang Alvin miliki saat ini? Jika seperti itu, berarti… berarti Alvin.masih.mencintainyakan?

Ia masih tidak percaya apa yang ia dengar tadi. Ia berharap suatu keajaiban terjadi malam ini.

Alvin turun dari pentas, berjalan dengan langkah panjang namun perlahan. Ia menuju ke tempat di mana putri hatinya berdiri, menyaksikannya, mendengarkan ungkapan hatinya tadi, dan ia berharap, bahwa putri hatinya itu, merasakan apa yang ia rasakan saat ini.

Iapun telah sampai di hadapan Shilla. semua mata tertuju pada Alvin dan Shilla. sepertinya malam ini akan menjadi malam yang begitu spedial untuk mereka semua.

Alvin menatap mata Shilla dengan banyak harapan dan keyakinan. Harapan, bahwa Shilla masih mencintainya juga, sama seperti yang ia rasakan pada Shilla. keyakinan, bahwa seluruh cinta yang ia punya, hanya akan ia persembahkan untuk Shilla, hanya Shilla. dan juga yakin, bahwa cinta itu masih ada di hatinya, dan terus berkembang dan berkembang.

Perlahan namun pasti, ia berlutut di hadapan Shilla. sambil terus menatap mata putri hatinya itu, ia meraih tangan kanan Shilla, dan di genggamnya dengan begitu erat.

“Shilla, aku ga tau, apa kamu masih nyimpen perasaan itu atau udah kamu hapus dari hati kamu. Tapi satu yang aku tau Shil, dari dulu, sampai detik ini, bahkan mungkin seterusnya, perasaan ini masih ada, dan akan tetap ada buat kamu. Aku berharap banget, kamu juga masih ngerasain apa yang aku rasain.” Ungkap Alvin panjang lebar.

“aku mau minta maaf buat kesalahan aku yang lalu lalu sama kamu. Wktu itu aku pergi buat kamu. Dan sekarang, aku balik juga karna kamu.”

“selama aku di sana, yang aku pikirin, yang aku inget, Cuma kamu! Setiap hari, setiap waktu. Selalu kepikiran kamu.”

“salah ga Shill kalo aku berharap, kamu masih sayang sama aku?”

Shilla tak bisa menahan air matanya yang sejak tadi memang sudah memaksa ingin keluar. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Alvin masih memiliki perasaan yang sama seperti yang ia rasakan.

Sejak Alvin pergi, perasaan yang ia punya untuk Alvin, sama sekali tidak berkurang sedikitpun. Malahan, semakin ia merindukan Alvin, semakin besar cinta itu memeluknya.

Perlahan Shilla menggeleng. Menjawab pertanyaan Alvin tadi. Bahwa berharap Shilla masih mencintainya, itu bukan hal yang salah. Malah Shilla sangat bersyukur sekali, karena ternyata apa yang ia rasakan, juga Alvin rasakan.

“engga kok Vin. Itu engga salah…” ucapnya sedikit terbata karena dibarengi dengan isakannya.

“kalo gitu, kamu maukan jadi bagian hidup aku lagi, kamu maukan jadi princess aku lagi, kamu mau kan ngelanjutin hubungan kita yang dulu sempet ketunda?” tembak Alvin langsung.

“Viiiin……..” Shilla tak percaya dengan semua ini. Tidak sedang bermimpikan ia saat ini? Apa yang ia inginkan, yang ia harapkan selama empat tahun ini, menjadi kenyataan.

“kenapa?”

“kamu seriuskan??”

“beribu-ribu rius Shill. Aku masih sayang kamu.”

Shilla melepaskan tangannya yang sedang Alvin genggam. lalu ia menggenggam kedua lengan Alvin, berniat menyuruhnya untuk berdiri.

“ayo Vin, bangun!”

Alvin menuruti perintah Shilla. iapun berdiri.

“jadi jawaban kamu apa Shill??” tanya Alvin.

Shilla menatap Alvin. Mencari sebuah keyakinan bahwa Alvin memang benar-benar masih menyayanginya. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah yang terjangkau matanya. Banyak sekali yang menyaksikan adegan mereka berdua.

“mereka bakal jadi saksinya Shill. Apapun jawaban kamu, aku bakal terima. Yang penting kamu tau, kalo aku masih sayang banget sama kamu.”

“Vin, jujur aku ga percaya sama apa yag aku denger tadi. Aku kaget banget. Bener-bener ngerasa kaya lagi mimpi. Dan aku juga bener-bener bersyukur banget. Karna apa yang aku rasain, ternyata kamu rasain juga. Aku juga masih sayang sama kamu Vin.” Jelas Shilla.

“haa? Jadi… jadi… maksud kamu, kamu mau balik lagi sama aku?” tanya Alvin antusias.

Shilla menatap Alvin. Memantapkan hatinya, lalu mengangguk antusias.

“iya Vin, aku mau…”

“beneran Shill???”

“iyaa Alvin, aku mau balikan lagi sama kamu!!”

Alvin tertawa senang. Lalu menghambur memeluk Shilla. memeluk Shillad dengan sangat erat. Ia takkan lagi melepaskan Shilla.

“makasih ya sayang…. Aku janji, aku ga aka pernah lagi ngelepas kamu! Ga akan Shill!”

“iyaaa Vin, tapi lepas dong! Malu tau diliatin orang”

Alvinpun melepas pelukannya.

“hehe,,, ayo ikut aku!!” Alvin menarik tangan Shilla dan mengajaknya ke atas pentas.

“oke oke, makasih semuanya…. Maaf ya kalo tadi sempet bikin acara keganggu buat adegan sok romantis padahal maksa banget tadi. Makasih banget karna udah mau jadi saksi. Mulai malam ini, gadis ini resmi menjadi milik saya lagi.” seru Alvin.

Semuapun bersorak dan bertepuk tangan. Mungkin dalam pikiran mereka, dua insan ini benar-benar sangat hebat. Kekuatan cinta yang mereka punya sangat besar. Dan merekapun mampu membuktikan, bahwa jarak dan waktu tidak menjadi penghalang untuk cinta mereka. Itu semua karena kekuatan cinta yang mereka miliki benar-benar kuat. Hingga apapun tidak akan mampu membuat berdua terpisah.

Shilla
Kekasihku sayangku kuingin kau tau
Hati ini kan selalu menantikan cintamu

Kaulah yang pertama yang memberi arti cinta
Tuk selamanya tetap dihatiku
Ingin memelukmu mendekap hangat cintamu
Tuk selamanya tetaplah dihatiku

Alvin
Ku beri semua untukmu dengan kesungguhanku
Tak akan ku berbagi meskipun engkau jauh
Ku kan slalu merindukanmu
Ku kan tetap slalu menjagamu
Jangan ada kata berpisah

Pegang erat janjiku (Shilla: janjimu) yakinkan di hatimu (Shilla : selalu untukku)
Tak akan ku berpaling hanya kau satu di hatiku
Ku akan slalu disampingmu tak ku biarkan kau jauh
Tuk selamanya , ku tetap di hatimu

Alvin&Shilla
Kaulah yang pertama (Alvin: dan selamanya) yang memberi arti cinta (Alvin : untuk dirimu)
Tuk selamanya tetap dihatiku
Ingin memelukmu mendekap hangat cintamu
Tuk selamanya (Alvin : Tuk selamanya ) tuk selamanya (Alvin : Tuk selamanya) tuk selamanya
Shilla : Tetaplah di hatiku
Alvin : Ku tetap di hatimu…
Tuk selamanya
Alvin&Shilla: ku tetap di hatimu
****

Keesokan harinya,

Mereka semua berkumpul di taman pagi-pagi sekali saat matahari masih bersembunyi di balik awan, saat udara pagi masih benar-benar terasa, saat daun-daun masih mengeluarkan embun.

Mereka sengaja berkumpul di taman pagi-pagi buta seperti ini untuk melakukan kegiatan pagi hari. Lari pagi. Mereka akan lari pagi atau jogging bersama-sama.

“oke deh, semuanya udah kumpul. Saatnya jogging!!” seru Iel gembira.

“gue sama Ify misah yaaa??” izin Rio.

“gue juga sama Oik.” Cakka ikut-ikutan.

“laaah, gituuu… lo juga lagi Vin???” tanya Iel sedikit kecewa.

“iyaaa aja deeeh, hehe…”

“aaah, jahat jahat jahat!”

“Yel…. Jangan kaya banci gitu deh Yel…” Rio mendelik.

“abisan pada kaya gitu sama gue. terus gue sama siapa dong???”

“sama Achalah!” ceplos Cakka.

“yap, betul!” Rio ikut-ikutan.

Iel langsung melirik ke Acha yang sedang berdiri di samping Ify. lalu tersenyum.

“haha, yaudah deeeh.”

“oke , gue sama Ify ke sana yaaa ? ayo Fy !” Rio menarik tangan Ify. ify hanya mengikuti Rio saja.

“gue sama Oik ke sana , byeee…” Cakkapun menarik tangan Oik.

“yaudah, gue sama Shilla ke sebelah sana ya Yel…” Iel mengangguk.

“yaah, kita ditinggalin Chaa… hehe”

“gapapa kok kaaa, ayooo!”
****

Kedua insan ini masih berlari-lari di sekitar taman. Si cowok, berlari dengan kecepatan yang lumayan cepat, sehingga membuat sang gadis tertinggal. Karena sudah tidak kuat berlari, terlalu capek mengejar si pemuda itu, iapun berhenti berlari.

Ia membungkuk memegang kedua lututnya. Mencoba mengatur nafasnya yang tidak teratur dan memburu.

“kak!! Tunggu kenapa sih??! Nyebelin banget deh aku ditinggal!!!” seru si gadis. Membuat pemuda itu berhenti berlari lalu menoleh ke belakang. Melihat sang gadis yang keliatannya sudah lelah berlari, iapun menghampiri gadisnya itu.

“yaah payah ah, masa baru segitu aja udah cape sih??!”

“yaiyalah, orang aku bukan jogging, tapi ngejar kamu!”

“heeuh, yaudah tunggu sini, aku beliin minum dulu buat kamu!”

Cakkapun menyebrang jalanan untuk membeli minuman. Oik pun menunggu Cakka di sebrangnya.

Ketika memperhatikan Cakka yang sedang berjalan, iapun teringat sesuatu.

“ooh iya yaa, akukan lagi radang. Ga boleh minum yang dingin-dingiin. Ntar kak Cakka beliinnya yang dingin lagiii. Samperin deeeh…”

Oik pun berdiri, setelah tadi ia duduk untuk menunggu Cakka. Iapun berniat ingin menybrang untuk menghampiri Cakka yang sedang membeli minuman di sebrang jalan.

“kak Cakka!!” teriaknya memanggil Cakka.

Ia tidak melihat kanan kiri, di pikirnya karna hari masih pagi jadi mungkin masih sepi. Namun tiba-tiba saja, ada seseorang yang sedang menggoes sepedanya dengan speed yang lumayan tinggi (??) akhirnya Oikpun tertabrak karena tidak lihat-lihat.

“aaaaa!” teriak Oik.

Si pengendara sepedapun ikut terjatuh bersamaan dengan sepedanya.

“OIIIIK!’ teriak Cakka dari sebrang sana. Iapun panik, namun menunggu abagnya memberikan kembalian dulu.

“aduuuh, kaki aku sakiiit niiiih….” Ringis Oik.

“maaf ya maaf…” ucap si penabrak tadi meminta maaf.

Orang itu mengulurkan tangannya lalu membantu Oik berdiri. Oikpun menerima tangan penabrak itu, dan berdiri.

“maaf, ga sengaja…” ulang si penabrak tadi.

Namun seketika, Oik langsung terpesona melihat si penabrak tadi. Ia tidak berkedip sama sekali melihatnya.

‘manis bangeet…’ teriaknya dalam hati.

Si penabrak tadi tampak terhera-heran melihat Oik yang sama sekali tidak berkedip melihatnya. Ada apa denga cewe ini? Pikirnya.

“hey, kok bengong….” Orag itu melambaikan tangannya di depan Oik.

“eh, ha? Eh iyaa. Apa? Maaf hehe…” Oik gelagapan.

“kaki kamu luka. Ayo ikut aku, biar aku obatin!”

“ha? Ii…iyaa…”

Sepertinya Oik melupakan Cakka yang sedang membelikannya minum di sebrang jalan sana. Ia pun mengikuti si penabrak itu dengan dibonceng di depan oleh penabrak itu. dan merekapun pergi meninggalkan taman.

Sedangkan Cakka, berapi-api melihat Oik yang sepertinya melupakannya. Akhirnya iapun ikutan pergi meninggalkan taman.
***

Ify berhenti berlari dan duduk di bawah pohon yag cukup rindang. Melihat Ify berhenti, otomatis Riopun behenti dan menghampiri Ify yang nafasnya sudah mulai terengah-engah.

“kenapa? Cape?” tanya Rio.

“iyaa kak, cape banget!”

“sampe keringetan gituu… nih minum dulu…” Rio memberikan sebotol air mineral pada Ify. Ify menerimanya lalu meminumnya.

“makasih kaa” Rio tersenyum.

Rio mengambil handuk kecil yang dikalungkan di leher Ify. lalu mengelap keringat Ify yang terus menerus mengucur itu.

“yaampun Fy, baru setengah jam aja muka kamu udah merah banget gitu…”

Ify memperhatikan Rio yang sedang mengelap keringatnya. Baik sekali cowo ini. mau mengelap keringat kekasihnya. Biasanya cowo yang meminta untuk dibersihkan keringatnya oleh gadisnya. Tapi ini?

Ify semakin sayang saja pada Rio. Ini adalah salah satu perbedaan yang dimiliki Rio dari cowo-cowo lainnya. Ify tersenyum melihat Rio.

“kenapa kamu senyum-senyum???” tanya Rio seraya menurunkan tangannya dari wajah Ify..

“engga, aku makin sayang sama kamuuu…”

“kok bisa?”

“kamu tuh baik baget siiih….”

“baik apanya?”

“kamu mau aja ngelapin keringet aku… harusnya kan aku yang kaya gitu ke kamu.”

“yaampun Fy, yaiyalah… aku kan sayang sama kamu…. Ga apa-apa kan kalo aku perhatian sama kamu?”

“gapapa banget hehe, kamu emang ga cape???”

“engga”

“yaudah kalo kamu mau lanjutin. Aku mah di sini aja. Capeeee…”

“ga mau ah , aku mau nemenin kamu di sini.. ntar kalo kamu aku tinggalin, terus ada orang jahat yang mau nyelakain kamu, kamu malah kenapa-napa lagiiii…..”

“ehem, tau aja kalo ada orang jahat yang mau jahatin pacarnyaaa…” tiba-tiba seseorang berbicara. Rio dan Ifypun langsung menoleh ke arah suara.

“mau ngapain lagi sih lo!??” bentak Rio.

“seperti yang lo bilang tadi, gue mau jahatin cewe lo!”

Rio langsung berdiri. “ga puas puas lo ya Zev gangguin cewe gue!!”

“gue ga akan pernah ! sampe cewe lo ini menderita! Dan sampe gue bisa ngedapetin lo!”

Rio tertawa meremehkan “silahkan deh elo berharap sampe mampus!!!”

Zevana mengepalka tangannya kuat-kuat. Tidak terima di remehkan seperti itu oleh Rio. ia menatap tajam rio.

“kalo gue ga bisa dapetin lo, berarti cewe ini (nunjuk Ify) juga ga boleh dapetin lo!!!”

“lo mau ngapain gue? hah?? Lo pikir gue takut!!” Ify angkat bicara.

“PLAAAAAAAAAAAAAK” Zevana melayangkan tamparannya yang maha dahsyat ke pipi Ify.

“berani lo ya nyentuh Ify!!!?” bentak Rio.

“lo pikir gue takut!!? ENGGA !!!”

“eeer!! PERGI LO !!! sebelum emosi gue memuncaaak!!!”

Zevana tersenyum licik. Lalu berbalik badan, dan melangkah menjauh.

Selepas perginya Zevana, Rio langsung menarik ify ke dalam pelukannya. Memeluknya dengan sangat erat. Seakan takut kehilangan Ify.

Zevana berhenti melangkah, lalu menyaksikan adegan Rio dan Ify itu. tagan kirinya mengepal sangat kuat. Ia tidak suka melihatnya. Tangannya kanannya menggenggam pisau lipat yang sudah ia persiapkan sejak tadi.

Ia berjalan perlahan menuju ke arah Rio dan Ify. karena posisi Rio membelakangi Zevana dan Ify yang melihat, Ifypun berteriak….

“ka Rio, AWAAAAS !!!!!” teriak ify.

JLEEEEEEP

Bersambung ………

Holaaaa, bagaimana kabar anda anda semuaa???? Baikkan??? Hehehehehe

Bagaimana part ini??? ancurr seancur ancurnya ancur yaa??? Aaaa, maaf yaaa… pasti mengecewakan banget yaaa??? Aneh banget yaaaa??? Huhuhuhu :’((((

Iini aku buat dengan sepenuh, setulus hati aku loh (?) makanya hasilnya begini…..
Pokoknya aku minta maaf banget deh kalo hasilnya jelek kaya gini.

Hayoo, siapa yang tau, siapa cowo yang nabrak Oik tadi???? Terus siapa yang ditusuk Zevana??? Yang jawaban bener, hadiahnya mimpiin Rio sama Ify yaaa hehe.

Oke dehhh, ga mau banyak abcot. Langsung koment nya yaa . yang suka boleh ngelike. Makasih.

Jangan lupa follow twitter aku yaaa, @ameliastriskap ;)

Maaciw teman-teman…. Muaaahh , lop yu all :*

Sunday, July 17, 2011

The Power Of Love *Part 31*

-->
The Power Of Love *Part 31*

Gadis manis itu termenung di depan cermin di meja riasnya. Tadi bundanya telah mendandaninya hingga sedemekian rupa sehingga kini ia terlihat sangat cantik.

Namun sayangnya, moodnya benar-benar sedang sangat jelek. Dari awal ia memang sudah tidak ingin mengikuti acara tersebut. Tapi semua orang memaksanya untuk hadir.

Ia benar-benar malas untuk bangkit dari duduknya sekarang. Padahal teman-temannya sudah menunggu di bawah. Ia memang benar-benar tidak mood untuk mengikuti acara tersebut.

Akhirnya, setelah meyakinkan diri untuk pergi ke acara itu, ia pun turun dengan niat tak niat ke bawah untuk menemui teman-temannya yang telah menunggunya di bawah.
***

Setelah tiga tahun tidak menginjakkan kaki di sekolahan ini, akhirnya baru kali ini mereka kembali ke gedung yang meninggalkan banyak kenangan untuk mereka.

Mereka mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru gedung yang tertangkap oleh pengelihatan mereka ketika turun dari mobil. Sedikit takjub karena baru dilihat dari luarnya saja terlihat menakjubkan dengan lampu-lampu yang dibentuk hingga sedemikian rupa sehingga menjadi terlihat begitu cantik.

“wow, mantep banget itu lampu-lampunya…” komentar Gabriel.

“yoii Yel! Keren sangat! Siapa yang ngerancang nih? Mantep banget!” Cakka ikut-ikutan.

Yang lain hanya mengangguk-angguk menyetujui.

Lalu mereka semua melangkah menuju ke dalam untuk segera memulai acara.
***

Acara diadakan di lapangan basket outdoor SMA Global Bintang . semua murid angkatan 15 (angkatan Rio dkk) , 16 (angkatan Ify dkk) , dan 17 , berkumpul di sana. Malam ini adalah acara reunian 3 angkatan. Seperti biasa , acara rutin SMA Global Bintang setiap 3 tahun sekali.

Di salah satu sudut lapangan , tepatya di pojok sebelah barat , terdapat dua insan dunia (aseeeek) yang sepertinya sedang beradu argumen (??). si lelaki sepertinya sedang memaksakan sesuatu pada gadisnya. Sedangkan gadisya seperinya menolaknya.
(mari kita intip!)

“ayolah Fy! Gitu amat siiih! Ntar aku ajarin!!”

“ka Rio aku ga bisaa ! ngeyel amat deh ah!”

“iya ntar aku ajarin ! disuruh dansa aja susah amat deh!”

“ya kan aku ga bisa!”

“bandel , cium nih !” Rio mengancam.

“coba aja kalo berani!” Ify malah nantangin.

Rio memicingkan matanya lalu menatap Ify dengan tajam .

‘gue kerjain ah!’ batinnya tertawa.

Rio menarik tangan Ify. lalu membawa Ify pergi dari sana.

Ify yang kaget tiba-tiba ditarik langsung berontak minta di lepaskan.

“ka Rio apa-apaan sih !?? Lepasin ah ! sakiiiit!” Ify berusaha melepaskan tangan Rio yang menggenggam tangannya . namun sepertinya Rio menggenggamnya dengan sekuat tenaga agar Ify tidak bisa melepaskannya.

“ka Rio iiiish sakiiiit! Lepasin deh ah! Mau ke mana lagi ?!” Ify masih berusaha melepskan tangannya dari genggaman tangan Rio.

Rio berhenti melangkah . membuat Ifypun ikut berhenti . namun tanpa melepaskan genggaman tangannya .

“DIEM !!!! Ga bisa diem ya !!!?” bentak Rio.

Ify ciut, lalu menunduk. agak takut juga sih dibentak seperti itu oleh Rio. Berarti Rio benar-benar sedang serius.

“ma..maaf kak…” ucap Ify pelan tanpa menatap Rio. Ia lebih memilih menatap lantai koridor , dibandingkan wajah tampan dihadapannya.

“jangan bikin aku tambah kesel ya ?! kamu tinggal diem terus ngikutin aja apa susahnya ??! hah ?!” nada bicara Rio meninggi membuat Ify semakin ciut. Ia pun semakin menunduk dan memejamkan matanya medengarkan omelan Rio.

“iya kak iya maaf …” ucap Ify dengan suara pelan.

Rio tertawa tertahan tanpa suara melihat Ify yang sepertinya ketakutan itu. sedikit tidak tega membentak Ify, namun niatnya mengerjai Ify sudah terlampau tinggi (bahasa apa ini?!!! Harap dimaklum ya pembaca)

“diem atau aku kurung kamu digudang !!” ancam Rio (sadiiiiis rio)

Rio kembali melanjutkan jalannya yang sempat tertunda tadi. Sepanjang langkahnya , Rio terus saja menahan tawa dan berusaha tanpa suara agar tidak dicurigai oleh Ify. Ia merasa ia adalah orang paling jail sedunia.

Sampailah mereka di belakang gedung sekolah. Ify mendongakan wajahnya , melihat kesekitar sana. Gelap. Sangat sangat gelap. Tiba-tiba ia merasa merinding di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi angin yang berhembus cukup kencang. Membuat bulu kuduknya semakin berdiri.

“kak, ngapain sih ke sini??? A…aku takut..” ucap Ify pelan. Ia merapat ke Riodan memeluk lengan kiri Rio.

“mau ngasih hukuman!” ucap Rio –sok- cuek , jutek, dingin. Padahal dalam hatinya, ia sedang tertawa puas karena sepertinya iaberhasil mengerjai Ify.

“hukuman apa kak??? Aku salah apa emangnya?” tanya Ify hati-hati.

Rio menoleh ke Ify , lalu melotot .

“kamu nanya kamu salah apa???? Pikir aja sendiri !!!”

Ify melengos .

“ka Rio , beneran aku takut!”

“peduli???!!” ucapnya sok tak peduli.

“kaak Rioo…”

Rio melepaskan tangan Ify yang tadi memeluk lengannya. Lalu melangkah ke hadapan Ify. Ia mengangkat dagu Ify , menyuruh Ify menatap matanya. Mau tak mau , Ifypun menatap mata tajam Rio.

Deg! Desiran halus dirasakan Ify ketika matanya tepat menatap di manik mata milik Rio. Entah mengapa, desran itu tidak pernah bisa ia tak rasakan jika ia menatap mata sang kekasih. Padahal sudah hampir setiap hari mata mereka bertemu dalam satu titik.

Setiap ia menatap mata itu , yang ia rasakan sama seperti saat ia menatap mata itu pertama kalinya , saat ia baru merasakan yang namanya jatuh cinta pada pangerannya itu. apakah mungkin, ia merasakan jatuh cinta lagi kepada lelaki yang sama?

Saking terpesonanya sama mata Rio (aseeeek dah), Ify sampai tidak sadar bahwa tangan rio sudah melayang-layang (??) di depan wajahnya.

“Fy…. Heyy…” Rio bingung melihat Ify yang tumben-tumbenan bengong.

“Fy, jangan bengong ntar kesambet loh!!” goda Rio. Ify masih belum tanggap. Tiba-tiba setan di kepala Rio kembali memberikan ide.

Rio tertawa tanpa suara lalu mendekatkan wajahnya ke Ify. Iapun menatap mata Ify. semakin mendekat dan akhirnya berhenti di beberapa centi dari wajah Ify. ia teliti wajah manis itu. Tidak tega mengerjai Ify sampai separah itu, akhirnya…

MMUUAAAACHHH

Satu kecupan di pipi kanan Ify. membuat Ify tersadar dari dunia khayalannya.

“ehh , KA RIOOOO!!!” teriak Ify.

“hahaha, lagian bengong!” Rio tertawa.

“aaaa, ka Rio maah curang yaaaa!!!! Nyari untung ! nyari kesempatan dalam kesempitan!” protes Ify sambil memukul-mukul lengan Rio.

“hhaha, iya iya ampuuun… ampuuun…”

“ga ada ampuuun!!! Eeeerrrrr !!!” Ify terus memukul-mukuli Rio.

Sampai tiba-tiba ‘KRESEEEEK’ terdengar suara seperti patahan. Ifypun berhenti memukuli Rio. Lalu melihat ke sekelilingnya.

“ka Rio, itu bunyi apaaan???” tanya Ify polos.

Rio menahan tawa melihat wajah Ify yang tiba-tiba memucat.

“engga tau aku!”

“ka Rio aah, jangan main-main… ayo pergi dari sini!! Ify takuuut kaaaak!!” Ify kembali memeluk lengan Rio.

“siapa yang main-main???!”

“itu tadi bunyi apa kaak??? Kaaak Rio , Ify takutt ayoo pergiii!” Ify menarik tangan Rio. Namun Rio tidak beranjak dari tempatnya.

“kaak Rio, ayooo!!!” pinta Ify lagi. Rio tidak bereming. Ia malah menatap Ify.

“ka Rioooo ayoooooo !!!” paksa Ify sambil menarik narik tangan Rio.

Rio tersenyum jahill, lalu kembali mendaratkan kecupannya di pipi kiri Ify. lalu berlari kabur sambil tertawa.

Ify terdiam di tempat sesaat. Memegang pipi kirinya, lalu menatap sekelilingnya.

“anjrit nih ka Riooo!! KA RIOOOOO !!!!!” teriak Ify lalu ikut berlari menyusul Rio.
***

Acara sudah dimulai. Semua pasangan berdasa di tengah lapangan. Termasuk rio dan Ify. Rio sudah berhasil membujuk Ify berdansa, ketika Rio mengancam akan menciumnya lebih dari pipi. Karena takut Rio nekat, akhirnya dengan setengah hati, Ify menerima ajakan Rio untuk berdansa.

Sambil berdansa di tengan lapangan, sambil bertatap-tatapan penuh arti dari keduanya. Juga sambil mengurai senyum manis dan bahagia dari keduanya. Merka terlihat sangat bahagia malam itu. meskipun tadi mereka sempat adu bacot sebelum berdansa.

Perasaan itu semakin lama semakin bertambah berkali-kali lipat. Apalagi ketika mata mereka bertemu dan saling menatap satu sama lain. Sebuah cinta yang tulus terpancar dari mata mereka berdua.

Rasa syukur diberikan pada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala karunia yang telah diberikan untuk mereka berdua. Saling memiliki satu sama lain adalah sebuah anugrah terindah dari Tuhan untuk mereka.

Pada saat seperti ini, rasa cinta itu akan terasa lebih bermakna, lebih indah dari biasanya. Saat mereka berada dalam posisi yang dekat. Saat di mana mereka bisa semakin menghayati rasa cinta yang ereka punya untuk pasangannya.

“kira-kira kita udah berapa tahun ya Fy??” tanya Rio memulai percakapan.

“4 tahun kak, kenapa?”

“kamu tau ga? Dalam waktu 4 tahun ini, engga sama sekali rasa cinta aku tuh berkurng ke kamu. Yang ada malah semakin nambah dan nambah terus. Aku engga tau, kenapa aku bisa bertahan sama kamu sampe selama ini. Setau aku, aku orangnya bosenan.” Jelas Rio mendeskripsikan perasaannya.

Ify tersenyum simpul namun penuh makna.

“aku juga kak! Malaahan, aku berulang ulang kali jatuh cinta sama kamu! Aku juga engga tau kenapa aku bisa tahan sama cowo galak kaya kamu!”

“huuu, emang aku galak apa??!”

“iya, galak banget!”

“tadikan Cuma bercanda!”

“kalo gitu dingin banget!”

“tapikan sama kamu engga!”

“iya sih, tapikan sama orang lain tuh jutek bgd! Tapi aku ga pedulilah kamu mau kaya gimana. Satu yang aku tau, satu yang peduli, aku sayang sama kamu!”

Rio mengurai senyumnya yang sangat manis.

“aku juga sayang sama kamu Fy! Sayang banget! Engga ada yang kaya kamu!”

“sama dong! Engga ada juga yang kaya kamu! Cowo jutek!”

“biarin, yang penting kamu sayang sama aku!”

“iya dong!”

Rio menarik Ify ke dalam dekapannya. Ia mendekap Ify dengan sepenuh hati masih dalam posisi berdansa.

Merasakan perasaan cinta yang Ify katakan padanya tadi. Juga berysaha mencurahkan semua kasih sayang yang ia punya hanya untuk gadisnya itu. berusaha memberi tahukan pada ify, bagaimana ia sangat menyayangi Ify, bagaimana ia tidak mau kehilangan Ify.

“I love you, princess..” bisik Rio.

“I love you too” balas Ify.
***

Malam ini semua menikmati acara yang menurut mereka spesial itu. apalagi mereka yang ditemani oleh pasangannya.

Namun tidak dengan Shilla. Shilla masih saja duduk di pinggir kolam renang yang berada di samping gedung sekolah. merendam kakinya di pinggir sana. Masih berharap pujaan hatinya akan segera pulang dan memulai semuanya kembali. Terlalu mulukkah harapannya itu?

Ia bukan berubah. Ia hanya masih belum bisa menerima, apa yang sedang terjadi padanya. Ia ingin Alvin di sampingnya, menemaninya. Sering ia mencoba untuk melupaan sosok itu. namun semakin sering ia berusaha melupakannya, semakin sering pula bayangan Alvin muncul dalam benaknya.

Ia ingin alvin kembali lagi ke sini. Ia berharap , ada Alvin malam ini yang menjadi pasangannya berdansa. Walaupun sesungguhnya itu tidak akan pernah mungkin dan sangat sangat mustahil, tapi salahkah bila ia berharap?

Angin berhembus semakin kencang. Membuat tubuhnya sedikit menggigil karena kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sendiri dan menggosokan kedua lengannya dengan telapak tangannya. Dalam hatinya mambatin

‘seandainya aja ada Alvin di sini. Dia pasti bakal langsung nyelimutin gue pake jaketnya atau jasnya’

Ia menarik nafas berat ‘oke Shilla, itu Cuma harapan kosong. Ga mungkin Alvin di sini!’ ia kembali membatin.

Tiba-tiba saja ia merasakan hangat di tubuhnya. Ketika ia menoleh , ada seorang laki-laki yang menyelimutinya dengan jas hitamnya. Shilla sedikit tersentak mendapat perlakuan seperti itu.

“em, makasih.” Ucap Shilla kembali melihat kolam renang.

“sama-sama. Dingin ya?” tanya si cowo basa-basi.

“iyaa…”

“ngapain di sini sendirian? Nungguin pacarnya ya belum dateng?”

DEG! Pertanyaan itu seperti menohok ulu hatinya. Shilla terseyum miring.

“dia ga bakal dateng!”

“masa?”

“iyaaa…”

“kalau begitu, maukah nona menjadi pasangan dansa saya?” ajak laki-laki itu.

“maaf, saya mau lagi mau sendiri.”

“nona cantik, sekali lagi saya meminta, maukah anda menjadi pasangan dansa saya??” tawar laki-laki itu lagi.

“maaf ya, saya udah bilang, saya lagi mau sendiri! Ga pingin diganggu. Ga ngerti bahasa indonesia yaa!!!?” ujar Shilla jutek dengan nada yang meninggi pada laki-laki bertopi itu.

“oh iya maaf saya udah mengganggu anda. Saya jauh-jauh dari Singapur ingin menemuni anda, tetapi sepertinya anda sudah tidak mau bertemu dengan saya lagi.” ujar laki-laki itu dengan kecewa.

DEG! Shilla seperti merasa dejavu. Lalu tiba-tiba saja ia teringat Alvin.

“singapure? Al…vin” gumam Shilla.

“sekali lagi saya minta maaf karena sudah menganggu waktu kamu! Saya pergi dulu!”

Ketika laki-laki itu melangkahkan kakinya, Shilla berdiri.

“tunggu!” cegah Shilla.

Laki-laki itupun berhenti melangkah. Shilla melangkah perlahan menghampiri laki-laki bertopi itu.

“ka…kamu Alvin???” tanya Shilla dengan suara yang bergetar.

Laki-laki itu tak menjawab, hanya menunduk.

Setelah Shilla berada di hadapan laki-laki itu, Shilla mengulurkan tangannya untuk membuka topi laki-laki itu. tangannya gemetar. Benarkah ini Alvin?

Ia takut, jika ia kecewa, ternyata laki-laki ini bukanlah Alvin. Ia tidak tau jika laki-laki bukan Alvin, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dengan tangan bergetar, ia membuka topi yang di kenakan oleh laki-laki itu. sekejap, air matanya mengalir deras. Ia menganga tak percaya.

Ia kembali mengulurkan tangannya. Menyentuh wajah laki-laki itu lalu merabanya perlahan.

“ya Tuhan, ini beneran Al…vin???” tanyanya dengan suara bergetar dan air mata yang terus menerus mengalir.

Laki-laki itu tersenyum, lalu mengangguk.

“a..akuu… aaku ga mimpikan??? Ini benerankan??? Ini Alvinkan??” tanya Shilla sedikit histeris.

“iya Shill, ini aku Alvin…”

Shilla langsung menghambur memeluk sosok laki-laki di hadapannya itu. lalu menangis dalam pelukannya.

“Alviiin… kamu ke mana ajaaaa??? Aku udah lama nungguin kamu balik Vin! Kenapa baru balik sekarang???” tanya Shilla di sela tangisannya.

“maafin aku ya Shill… aku nyelesaiin SMAku dulu di sana…” jawab Alvin seraya membalas pelukan Shilla.

Shilla mengangguk-angguk antusias.

“gapapa, yang penting sekarang kamu balik!! Aku kangen banget sama kamuuu…” ujar Shilla.

“aku juga Shill, aku juga kangen banget sama kamu!”

“jangan pernah pergi lagi Vin! Jangan pernah tinggalin aku lagi! aku ga sanggup!”

“iya Shil, aku ga akan pernah ninggalin kamu lagi! udah dong nangisnya. Masa akuu pulang kamu malah nangis sih??!”

“ekhheeem… inget tempat! Ini tempat umum mbaa…” seru sebuah suara.

Shilla berhenti menangis lalu melepas pelukannya. Dan ia menolehke arah sumber suara.

“cieee, akhirnya pangerannya kembali tuhh!” goda Ify.

“kalian udah tau??” tanya Shilla sedikit bingung.

“engga tau kalo Alvin mau pulang hari ini. Kita taunya tadi pas tiba-tiba dia nyamperin kita.” Cerita Cakka.

Shilla menoleh menatap Alvin lalu manyun.

“gituuuu” ujar Shilla dengan nada manja.

Alvin tersenyum melihat tingkah Shilla yang tidak berubah. Sama seperti dulu. Masih tetap manja-manja gimana gitu. Lalu Ia teringat akan empat tahun yang lalu. Ketika Shilla sedang menangis.

Seperti yang dulu Alvin lakukan, ia menghapus sisa air mata Shilla. Shilla tersenyum. ia benar-benar sangat bahagia malam ini. Akhirnya apa yang ia inginkan, apa yang ia harapkan menjadi kenyataan. Ternyata Tuhan mendengarkan doanya.

Tapi masih ada satu lagi yang masih mengganjal di pikiran Shilla. Apakah Alvin masih mencintainya? Apakah perasaan Alvin masih sama seperti 4 tahun yang lalu? Apakah ia bsa megulang kisah mereka seperti dulu? Semoga jawabannya iya.

Sudahlah, pikirkan itu nanti! Sekarang yang terpenting Alvin sudah kembali lagi ke sini. Dan semoga saja masih dengan perasaan yang sama untuknya.

Amin

“welcome back in Indonesia sob!”

Bersambung……

Aaaah , akhirnya kelar juga niiih part.
Gimana?? Jelek yaaa??? Aneh??? Ancurr??? Pendek??? Maaf yaaa, ini buru-buru….
Sebenernya udah pengen ngelanjutin dari kemaren-kemaren, tapi laptopnya di pake bokap . jadinya ketunda terus deh.
Akhirnya kita ketemu lagiii yaaa… hehe. Makasih banget yang udah bersedia nunggu TPOL. Padahal ngaretnya ga kira-kira.
Makasih ya buat kalian semua yang udah doain aku. akhirnya aku diterima di SMKN 1 Bekasi.
Makasih juga buat yang udah ngelike n koment di part kemaren.
Jangan lupa follow twitter aku yaa @ameliastriskap

See you again yaaa… semoga part berikutnya ga ngaret-ngaret amat. Amiiiin.
Love you all :*